Baja tahan karat digunakan dalam berbagai aplikasi industri, kimia, pertambangan, dan biomaterial karena tahan korosi dan tahan aus. Baja tahan karat digolongkan menjadi baja tahan karat: austentik, feritik, martensitik, presipitasi hardening, dan duplex. Dalam aplikasi medis, baja tahan karat digunakan sebagai biomaterial untuk komponen peralatan ortopedi, ortodonti, dan dental instrument.
“Baja AISI 410 termasuk baja tahan karat martensitik, dalam aplikasi biomaterial digunakan sebagai cutting instrument dan non cutting instrument,” kata Gaguk Jatisukamto pada ujian terbuka program doktor Fakultas Teknik UGM, Jumat (31/7).
Pada ujian tersebut Gaguk mempertahankan disertasinya berjudul “Karakteristik Lapisan Monolayer dengan Teknik Sputtering dan Implantasi dengan Bahan Pelapis Tin, Ain, CRN, dan WN Terhadap Baja Tahan Karat AISI 410“.
Ia menjelaskan baja AISI 410 memiliki kekerasan paling rendah, kandungan Cr paling rendah diantara semua golongan baja tahan karat. Baja AISI 410 rentan mengalami korosi pitting. Implantasi ion dan sputtering termasuk perlakuan permukaan teknik physical vapor deposition (PVD) yang dapat dilakukan pada suhu relative rendah dan dapat memperbaiki sifat mekanis pada pahat seperti peningkatan kekerasan, tahan aus dan tahan korosi.
“Perlakuan permukaan dengan bahan keramik banyak digunakan untuk memperbaiki sifat mekanis biomaterial agar mampu memperbaiki sifat tahan korosi, tahan aus dan meningkatkan umur cutting tool,” ujar dosen di Jurusan Teknik Mesin, Universitas Negeri Jember tersebut.
Penelitian yang dilakukan Gaguk ini mengkaji pengaruh lapisan nitride TiN, CrN, WN dan AIN dengan metode variabel waktu deposisi terhadap sifat mekanis, ketahanan korosi. Sifat mekanis yang diteliti adalah kekasaran, kekerasan dan keausan spesifik.
Beberapa hasil penelitiannya terungkap bahwa D.C magnetron sputtering TiN, AIN, CrN dan WN menyebabkan perubahan kekasaran permukaan. Deposisi dan mobilitas atom-atom selama proses sputtering pada permukaan memiliki tekstur dan konfigurasi tertentu tergantung energi, substrat bias, tekanan, temperatur dan waktu deposisi
“Kekasaran permukaan dapat memengaruhi laju korosi karena semakin besar luas permukaan kontak, laju korosi juga semakin besar,” tegasnya. (Humas UGM/Satria)