YOGYAKARTA – Ikan merupakan sumber penghidupan utama bagi masyarakat dunia di masa mendatang. Secara langsung ikan dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat dan secara tidak langsung merupakan sumber mata pencaharian. Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia, FAO, memperkirakan nelayan dan petani ikan di seluruh dunia berjumlah sekitar 58.272 juta orang dan sekitar 84,16% berada di kawasan Asia. Sementara produksi ikan secara global saat ini mencapai 158 juta ton dengan jumlah terbesar 91,3 juta ton berasal dari sektor perikanan tangkap. Diperkirakan 136,2 juta ton ikan yang digunakan langsung untuk konsumsi dan sisanya untuk keperluan bahan baku pakan ikan dan ternak. Indonesia adalah salah satu pemain kunci dalam perikanan global. “Untuk perikanan tangkap, Indonesia berada di peringkat kedua setelah Cina dan untuk ikan budidaya menempati urutan keempat setelah Cina, India, dan Vietnam,” kata Dosen Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Murwantoko dalam simposium internasional hasil riset bidang kelautan dan perikanan yang berlangsung di Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Jumat (7/8).
Dari sisi penerimaan devisa, kata Murwantoko, hasil ekspor produk perikanan Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Apbila sebelumnya hanya mampu menghasilkan devisa 5 miliar dolar Amerika pada tahun 1985 lalu meningkat jadi 35,4 miliar dollar pada tahun 2012. “Nilai perdagangan komoditas perikanan jauh lebih tinggi dari komoditas pertanian lainnya seperti kopi, karet, kakao, beras dan daging,” katanya.
Murwantoko mengatakan peningkatan produksi ikan Indonesia tidak terlepas dari meningkatnya permintaan pasar akan produk ikan akibat bergeser pola konsumsi masyarakat akan ikan. “Harga ikan di pasaran pun mengalami peningkatan. Peningkatan itu harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi,” paparnya
Dia menegaskan perikanan merupakan produk komoditas yang berorientasi ekspor perlu didukung dengan upaya peningkatan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan ikan untuk makanan dan untuk keperluan lainnya. “Produksi dan konsumsi produk perikanan yang berkelanjutan perlu dipromosikan,” terangnya.
Sementara Prof. Kazuya Nagasawa datri Hiroshima University mengatakan pengembangan kapasitas produksi ikan di Jepang dilakukan dengan melepas benih ikan di tengah laut. Program ini menurutnya telah berhasil meningkatkan populasi ikan tertentu yang sebelumnya mengalami penurunan. “Salmon adalah salah satu contoh dari program ini,” katanya.
Dia menyebutkan saat ini sekitar 1,8 miliar hingga 2 miliar ikan salmon yang diproduksi setiap tahunnya yang dihasilkan dari penangkaran benih dan kemudian dilepaskan kembali ke sungai menuju laut di bagian utara Jepang. “Ikan-ikan ini selama empat sampai enam tahun akan berada di laut untuk masa pertumbuhan ketika dewasa nanti akan kembali ke sungai untuk bertelur,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)