
Keberadaan penyu kini semakin terancam punah baik karena faktor alam maupun kegiatan manusia. Upaya konservasi untuk menjaga kelestarian penyu saat ini banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa KKN-PPM UGM Desa Banaran dan Magister Ekonomi Pembangunan UGM.
Bersama dengan Kelompok Konservasi Penyu Abadi (KKPA), para mahasiswa tersebut melakukan konservasi penyu dengan mengadopsi anakan penyu atau tukik untuk dilepas kembali ke laut. Kegiatan pelepasan tukik di laksanakan Minggu pagi, (9/8) di Pantai Trisik, Banaran, Kulon Progo. “Sebanyak 46 tukik yang menetas di Pantai Trisik kami adopsi dan lepas ke habitat alaminya di Samudera Hindia,” papar salah satu panitia pelepasan tukik Rizky Alif Alvian, dalam rilis yang dikirim Senin (10/8)
Rizky mengatakan tukik yang dilepas ke laut merupakan hasil penangkaran di area konservasi KKPA selama satu bulan. Adapun seluruh dana yang diperoleh dari kegiatan ini akan digunakan untuk kepentingan konservasi penyu. “Harapannya dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama generasi muda untuk turut serta melindungi kehidupan penyu dan menjaga kelestariannya yang saat ini nyaris punah,” tutur mahasiswa FISIPOL UGM ini.
Tidak hanya itu, kata dia, melalui kegiatan ini diharapkan mampu menjadi stimulus yang bisa mendorong berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam usaha pelestarian penyu. Kegiatan pelepasan tukik ini merupajan puncak dari rangkaian kegiatan “Pekan Konservasi Penyu” yang telah diselenggarakan sejak sepekan sebelumnya. Selain pelepasan penyu, rangkaian kegiatan ini juga diisi dengan edukasi mengenai pentingnya konservasi penyu, pembersihan Pantai Trisik, senam sehat, bazar produk khas Banaran, serta penanaman bibit cemara udang. (Humas UGM/Ika)