YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada memasang pita kejut atau pita penggaduh di beberapa titik di sepanjang Jalan Kaliurang yang melewati kawasan UGM dan beberapa lokasi titik rawan kecelakaan yang ada di sekitar kampus. Pemasangan pita kejut ini diharapkan dapat mengurangi laju kendaraan sehingga bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas. Direktur Pemeliharaan dan Pengelolaan Aset UGM, Prof. Ir. Henricus Priyosulistyo, M.Sc., Ph.D menyatakan pemasangan pita kejut sudah dilakukan sejak pertengahan Agustus lalu. Empat titik lokasi pemasangan pita kejut ini, yakni persimpangan pintu masuk ke Fakultas Geografi, persimpangan pintu masuk ke gedung Fakultas MIPA dan Kedokteran, pertigaan traffic light samping gedung PKKH dan pertigaan pintu masuk ke Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Menurut keterangan Henricus Priyosulistiyo, pemasangan pita kejut ini sebelumnya sudah mengantongin izin dari Dinas Perhubungan Provinsi DIY dan Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman. Bahkan bentuk dan ukuran pita kejut sudah sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Dinas Perhubungan. Adapun ukuran pita kejut yang dipasang memiliki ketebalan kurang lebih 1.5 cm, lebar 12 cm, panjang antarjarak pita kejut 50 cm. Setiap lokasi, dipasang empat pita kejut dengan arah berlawanan. ”Tebal dan lebar pita kejut tidak melebihi dari aturan yang ditentukan,” kata Priyo kepada wartawan saat ditemui di kampus UGM, Senin (24/8).
Sebelum dipasang pita kejut, kata Priyo, sebelumnya sudah sering terjadi kecelakaan di sepanjang Jalan Kaliurang. “Terakhir ini ada dokter gigi yang ditabrak sampai masuk rumah sakit. Lalu karyawan LPPT UGM yang ditabrak oleh mahasiswa. Satu lagi mahasiswa Geografi yang meninggal terlempar dari bus yang melaju kencang,” katanya.
Kejadian kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan-jalan umum yang ada di kawasan kampus, kata Priyo, disebabkan laju kendaran yang melaju dengan kecepatan tinggi. “Mestinya kecepatan kendaraan di kawasan kampus itu 10-20 km/jam, adanya pita kejut ini kita harapkan agar kendaraan bisa melaju lebih lambat di lokasi penyeberangan,” terangnya.
Keberadaan pita kejut ini menurut Priyo bukan solusi akhir dari upaya UGM untuk mengurangi angka kecelakaan. Pihaknya tengah berupaya untuk merealisasikan rencana pemasangan traffic light untuk pejalan kaki dengan sistem model tombol manual. “Prinsipnya UGM harus bisa menjamin keselamatan orang yang beraktivitas di kampus. Pulang dengan selamat dan sehat, bekerja dengan sehat, dan lingkungan juga tetap terjaga,” katanya.
Dihubungi secara terpisah, Wisnu Brata dari petugas Satuan Keamanan dan Keselamatan Kampus (SKKK) mengatakan hingga bulan Agustus 2015, tercatat sudah ada delapan kejadian kecelakaan lalu lintas di sepanjang Jalan Kaliurang. “Hampir semuanya yang menjadi korban adalah karyawan dan mahasiswa UGM, beberapa ada dari masyarakat umum,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)