Anemia masih menjadi masalah kesehatan global, baik yang dialami negara berkembang maupun negara maju. Prevalensi anemia pada anak-anak di Indonesia sebesar 9,8 persen.
Jika hal ini tidak segera diatasi tentu dapat menyebabkan bangsa ini memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kurang berkualitas. Karena anemia yang terjadi pada anak-anak akan mengganggu proses tumbuh kembang, termasuk perkembangan kognitif, penurunan produktivitas serta daya tahan sehingga anak menjadi rentan terhadap infeksi penyakit.
“Selain menjadi masalah kesehatan, anemia juga berdampak buruk pada perkembangan sosial dan ekonomi”, ujar Siti Helmyati, DCN., M.Kes, di Fakultas Kedokteran UGM, Rabu (26/8).
menurut Siti Helmyati, faktor risiko terjadinya anemia adalah asupan besi yang rendah. Absorbsi besi yang rendah dari makanan yang tinggi fitat dan senyawa fenol serta periode hidup yang membutuhkan tinggi besi seperti pada masa pertumbuhan dan kehamilan. Selain itu, adanya perdarahan dan infeksi parasit seperti cacing, ascaris, dan schistosomiasis yang dapat menurunkan kadar hb darah.
Menjalani ujian terbuka Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran UGM, Siti menyebut suplementasi dan fortifikasi merupakan langkah yang banyak dilakukan untuk mengatasi anemia. Namun kenyataan hal itu dapat menimbulkan dampak negatif, yaitu adanya ketidakseimbangan mikrobiota usus.
“Adanya penambahan kombinasi probiotik dan prebiotik (sinbiotik) diharapkan dapat tetap mempertahankan keseimbangan mikrobiota usus sebagai pendamping fortifikasi dan suplementasi”, kata Siti, dosen Program Studi Gizi Kesehatan, FK UGM.
Dalam desertasi disimpulkan pemberian susu fermentasi dengan sinbiotik L. plantarum Dad 13-FOS dan biscuit tepung singkong yang difortifikasi zat besi tidak dapat meningkatkan jumlah Lactobacilli, namun mampu meningkatkan kadar L. plantarum Dad 13 cocok sebagai probiotik. Pemberian susu fermentasi dengan sinbiotik L. plantarum Dad 13-FOS dan biskuit singkong yang difortifikasi zat besi dapat meningkatkan jumlah Bifidobacteria.
Disimpulkan pula, bila pemberian susu fermentasi dengan sinbiotik L. plantarum Dad 13-FOS dan biskuit tepung singkong yang difortifikasi zat besi tidak dapat menurunkan jumlah Enterobacteriaceae. Sementara pemberian susu fertementasi dengan sinbiotik L. plantarum dad 13-FOS dan biskuit tepung singkong yang difortifikasi zat besi tidak dapat menurunkan jumlah E.coli.
“Pemberian susu fermentasi dengan sinbiotik L. plantarum Dad 13-FOS dan biskuit tepung singkong yang difortifikasi zat besi dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan kadar serum feritin”, papar Siti Helmyati saat mempertahankan desertasi Efektivitas Penambahan Susu Fermentasi Sinbiotik pada Suplementasi dan Fortifikasi Zat Besi pada Anak-Anak Defisiensi Zat Besi Terhadap Keseimbangan Mikrobiota Usus. (Humas UGM/ Agung)