Pemugaran peninggalan budaya dalam bentuk candi menunjukkan bahwa ilmu yang erat hubungannya dengan bangunan candi selain arkeologi adalah arsitektur. Seiring perkembangan proses pembangunan dan persoalan-persoalannya, arsitektur dan arkeologi serta bidang studi lain yang berkaitan perlu mendialogkan pengalaman teoretis dan praktis untuk menjamin keberlanjutan candi.
Menurut Abdul Rahman Hamdoun, terhadap proses pemugaran perlu dilakukan dialog. Dialog antara arsitektur dan arkeologi, dimulai dengan mengembangkan informasi ilmiah mengenai pengaruh yang ditimbulkan akibat proses pemugaran terhadap nilai masing-masing.
“Langkah inilah yang menjadi pangkal permasalahan dari penelitian ini. Sejauh manakah proses pelaksanaan pemugaran bangunan candi mempengaruhi nilai arsitektur dan arkeologi? Nilai-nilai arsitektur dan arkeologi mananakah yang paling terpengaruh dari proses pelaksanaan pemugaran bengunan candi? Tahapan pemugaran apakah yang mempunyai pengaruh besar terhadap nilai arsitektur dan nilai arkeologi?” ujar Abdul Rahman saat mempertahanakan disertasi “Pengaruh Pemugaran terhadap Nilai-Nilai Arsitektur dan Arkeologi Bangunan Candiri Berbahan Batu”, di KPTU FT UGM, Kamis (27/8)
Menjalani ujian terbuka S3 guna memperoleh gelar doktor dalam bidang Ilmu-Ilmu Teknik, Program Studi Ilmu Arsitektur, Fakultas Teknik UGM, Abdul Rahman menjelaskan dengan menggunakan paradigma penelitian yang rasionalistik, metode penelitian kuantitatif dan deskriptif, hasil penelitian memperlihatkan bila proses pemugaran bangunan candi lebih banyak berpengaruh terhadap nilai arsitektur dari pada nilai arkeologi. Nilai arsitektur yang paling berpengaruh oleh proses pemugaran adalah nilai estetika, sedangkan nilai arkeologi yang paling berpengaruh yaitu nilai perkuatan struktur.
“Nilai arsitektur yang paling terpengaruh oleh proses pemugaran adalah nilai estetika, khususnya yang terkait dengan bentuk dan susunan. Nilai arsitektur lain yang ikut terpengaruh dan menduduki peringkat dua adalah nilai struktur, stabilitas dan kekuatan, sementara nilai arsitektur yang paling sedikit terpengaruh adalah nilai fungsi,” papar dosen Fakultas Teknik Arsitektur AL-Baa’th University didampingi tim promotor Dr. Ir Arya Ronald, Ir. Ikaputra, M.Eng., Ph.D dan Prof. Dr. Inajati Adrisijanti. (Humas UGM/Agung)