Eliminasi malaria telah menjadi program nasional dan dilaksanakan secara bertahap dimulai dari tahun 2010 hingga tahun 2030 yang akan dilakukan per pulau. Sejalan dengan kesepakatan global dalam World Health Assembly (WHA) ke 60 tahun 2007, Indonesia mencanangkan eliminasi malaria di Indonesia di tahun 2008.
Di Indonesia terdapat 424 kabupaten endemis malaria, dari 576 kabupaten yang ada, diperkirakan 45% penduduk Indonesia berisiko tertular malaria. Terdapat sekitar 15 juta malaria dengan 38.000 kematian setiap tahunnya.
“Tahun 2008 prevalensi malaria sebesar 22% dari penduduk berisiko atau sekitar 2.200.000 penderita,”kata Rita Kusriastuti dalam ujian terbuka program doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM.
Pada kesempatan tersebut Rita mempertahankan disertasinya berjudul Pendekatan Komprehensif Kebijakan, Implementasi Program Pengendalian dan Peran Serta Masyarakat Menuju Eliminasi Malaria di Kota Sabang Provinsi Aceh dan Kabupaten Jembrana Provinsi Bali.
Alasan dipilihnya Sabang (Aceh) dan Jembrana (Bali) karena kedua wilayah tersebut terdapat perbedaan pelaksanaan program, pulau Bali termasuk daerah KOPEM bersama Pulau Jawa, sementara Sabang tidak. Selain itu, ketika terjadi tsunami di Sabang mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk penggunaan obat baru ACT dan kelambu LLIN sementara di Bali tidak ada dukungan dari luar, sepenuhnya mengandalkan pembiayaan pemerintah daerah.
“Keduanya sama-sama wilayah pulau sehingga sesuai dengan strategi nasional eliminasi malaria adalah per pulau,”tutur Rita yang pernah menjabat sebagai Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2) Depkes itu.
Hasil penelitian yang dilakukan Rita menegaskan bahwa kebijakan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota tentang eliminasi punya pengaruh positif terhadap tercapainya eliminasi di Sabang dan Jembrana. Selain itu, peran serta masyarakat khususnya kader malaria di desa punya pengaruh positif tercapainya eliminasi Malaria.
“Model pendekatan komprehensif dalam eliminasi malaria yang terdiri dari tiga komponen, yaitu komponen kebijakan, implementasi program pengendalian malaria dan peran kader malaria desa punya peran besar dalam eliminasi malaria ini,”tegasnya (Humas UGM/Satria)