Dalam situasi bangsa dan negara saat ini yang sedang mengalami krisis multi dimensi maka program KKN yang dilaksanakan sedapat mungkin diarahkan sebagai respon aktual perguruan tinggi dalam rangka ikut menjawab persoalan bangsa. Persoalan-persoalan yang ada tidaklah mudah dipecahkan bila dikerjakan sendiri-sendiri, untuk itu diperlukan adanya kerjasama yang simbiotik mutualistik diantara para pelaku pembangunan. Hubungan yang sinergis antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah mutlak adanya, dengan potensi atau sumberdaya yang dimiliki masing-masing akan tercipta suatu kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan bangsa dan negara. “Perguruan tinggi misalnya mempunyai modal utama yaitu mahasiswa yang merupakan intelectual capital untuk meraih kemajuan bangsa, sedangkan daerah mempunyai sumber adya alam yang mungkin belum dikembangkan dan masyarakat sebagai human capital yang merupakan sasaran utama pemberdayaanâ€, demikian yang diungkapkan Ir. Gatot Murdjito, MS Kepala Bidang Pengelolaan KKN dan Pemberdayaan UKM UGM (29/11/05) .
Sebagai usaha untuk menyelaraskan tujuan-tujuan dari berbagai pihak dan mencapai gagasan tersebut, maka Pengelolaan KKN dan Pemberdayaan UKM UGM menyelenggarakan lokakarya “Pengembangan KKN Tematik Kontekstual di wilayah Pawonsari (Pacitan, Wonosari, Wonogiri) dan Bakulrejo (Bantul, Kulon Progo, Purworejo) selama 2 hari Selasa dan Rabu, 29 & 30 November 2005 di Auditorium 2 Fakultas Kedokteran Umum UGM.
Menurut pak Gatot, dengan kegiatan ini perguruan tinggi ingin mendapatkan informasi berupa potensi dan permasalahan yang ada di wilayah Pawonsari dan Bakulrejo baik potensi SDA, SDM maupun potensi UKM. “Sehingga dengan adanya informasi yang akurat dari pemerintah daerah maka perguruan tinggi dapat menyusun program-program tepat untuk pelaksanaan program KKN Tematik Kontekstualâ€, kata pak Gatot.
Lebih lanjut pak Gatot selaku Ketua Panitia juga menambahkan, dengan lokakarya ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Pawonsari dan Bakulrejo , serta ada masukan-masukan dari kalangan akademisi yang akan dijadikan bahan pertimbangan bagi pelaksanaan program KKN di wilayah tersebut. “Sehingga terwujud sinergi yang saling menguntungkan antara perguruan tinggi, pemerintah daerah dan masyarakatâ€, ujar pak Gatot.
Acara yang dibuka oleh Prof. Dr. Retno Sunarminingsih tersebut menghadirkan pembicara antara lain: Sri Sultan HB X; Bupati Pacitan; Ir. Gatot Murdjito, MS; Ir. Darmanto, Dipl. HE; Drs. Sukamdi, M.Sc; Bupati Wonogiri; Dr. Wahyu Supartono; Dr. Heru Sutomo; Drs. Hadi Sutarmanto, MS; Bupati Gunungkidul; drh. Djoko Prastowo; Dr. Purwo Santoso; dan Dr. Agr. Sri Peni Wastutiningsih. Sementara pada hari kedua, pembicaranya yaitu Bupati Bantul; Arif Wijaya, STP, MM; Dr. Susetiawan; Prof. Dr. Mashuri; Bupati Kulonprogo; Dra. Aisah Indati, MS; Dra. Erny Pudjirahajo, MP; Dr. Catur Sugiyanto; Bupati Purworejo; Dr. Triyanto, M.Sc; drg. M. Masykur Rahmat, Sp. BM; dan Dr. Junun Sartohadi.
Selain itu, lokakarya ini juga diikuti oleh para wakil Dekan Pendidikan Penelitian, dan Pengabdian, Dinas terkait di wilayah Pawonsari dan bakulrejo, Camat terkait di wilayah Pawonsari dan Bakulrejo, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Koordinator Kabupaten (KORKAB), Kluster Penelitian/ Pengabdian, BEM dan Senat Mahasiswa Fakultas. (Humas UGM)