• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Gajah Sumatera Banyak Terserang Penyakit Herpes

Gajah Sumatera Banyak Terserang Penyakit Herpes

  • 08 September 2015, 10:46 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7063
Gajah Sumatera Banyak Terserang Penyakit Herpes

YOGYAKARTA – Diperkirakan sekitar 1.724 ekor gajah yang masih tersisa di Sumatera, namun diperkirakan hewan langka berbelalai ini makin terancam dikarenakan 85 persen hidup di luar kawasan habitat. Sehubungan adanya alih fungsi habitat gajah di seluruh wilayah Sumatera yang memotong jalur-jalur penting migrasi gajah Sumatera dan mengkotak-kotakkan populasi yang tersisa. Selain itu adanya perburuan gajah di wilayah Aceh, Riau, Bengkulu dan Lampung serta konflik gajah dan manusia masih terus berlangsung di Sumatera. Di samping itu gajah juga menghadapi ancaman penyakit Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV) yang menyebabkan kematian pada anak gajah dalam jumlah banyak.

Demikian yang mengemuka Workshop Penanganan Medis dan Pengendalian Gajah yang dilaksanakan Fakultas Kedokteran Hewan UGM pada akhir pekan lalu. Peserta yang hadir berasal dari para dokter hewan, pawang gajah (mahout) dan  pengelola kebun binatang dari berbagai kota seperti dari Sumatera, Jakarta, Solo, Surabaya, Yogyakarta dan Bali.

Pemerhati gajah dari Veterinary Society for Sumatran Wildlife Conservation (VESSWIC), drh. Muhammad Wahyu, mengatakan kelestarian gajah di Lembaga Konservasi (LK) eks-situ maupun di alam liar makin terancam akibat hilangnya habitat dan konflik dan perburuan manusia, serta bahya penularan penyakit EEHV. Menurut wahyu kasus EEHV banyak ditemukan di Tangkahan Aceh, Aras Napal Sumatera Utara dan di Way Kambas Lampung. Gajah yang terkena penyakit ini menurutnya menunjukkan adanya gejala berupa kelemahan umum yang diikuti dengan wajah bengkak dengan lidah membiru. Di sumatera penyakit ini menyebabkan banyak anak gajah yang mati. “Selama 3 tahun kasus EEHVdiketahui muncul di Sumatra Utara dan Lampung,” katanya.

Menurut Wahyu, dalam beberapa literatur menyebutkan virus EEHV memang sudah ada pada populasi gajah asia, karena bersifat fatal pada gajah muda, gajah tua, atau gajah yang mengalami imunitas yang menurun. Meski ada juga literatur yang menyebutkan EEHV merupakan virus baru pada gajah asia akibat cross infection dari gajah afrika yang dipelihara bersama.

Mengatasi ancaman Virus Elephant Endotheliotropic Herpes Virus (EEHV), kata Wahyu memerlukan tindakan medik yang lebih efektif dengan melibatkan dukungan penelitian-penelitian dari perguruan tinggi di bidang sain veteriner. “Termasuk bidang ilmu lain seperti genetika untuk mendukung kelestarian gajah,” tuturnya.

Tidak hanya itu, kata Wahyu, sinergi antara dokter hewan dan mahout  dinilainya cukup efektif dalam menangani masalah kesehatan gajah. “Terutama informasi mengenai metode penanganan gajah, penyakit gajah, metode penanganan penyakit, dan kebijakan terkait dengan kelestarian gajah,” ungkapnya.

Sementara pawang gajah senior, Nazarudin, mengatakan ada  metode khusus dalam  penggunaan perintah-perintah untuk mengendalikan gajah bagi mahout dalam menangani gajah jinak maupun gajah liar. “Diperlukan kompetensi khusus bagi mahout dalam menangani gajah dengan baik,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • FKH UGM Gelar Konferensi Gajah Nasional

    Monday,28 November 2016 - 15:38
  • Gajah Sumatera Terancam Punah, FKH UGM Undang Pawang Gajah

    Monday,09 June 2014 - 14:52
  • Peneliti UGM Lakukan Konservasi Gajah Sumatera

    Tuesday,08 February 2022 - 16:11
  • FKH UGM Berupaya Meningkatkan Jumlah Populasi Gajah Sumatera

    Monday,29 January 2018 - 9:32
  • Yuk Kenali Penyakit Ramsay Hunt Syndrome

    Wednesday,15 June 2022 - 10:05

Rilis Berita

  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti
  • Karate UGM Juara Umum 3 SEMAR CUP XII 24 March 2023
    Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) Karate INKAI UGM berhasil menyabet gelar Juara Umum 3 dalam Interna
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual