Fakultas Farmasi UGM berupaya meningkatkan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan terus mendorong peningkatan kualitas dan kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa. Selain itu juga kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis hasil penelitian, khususnya dalam bidang kesehatan.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan Fakultas Farmasi UGM, Prof.Dr. Subagus Wahyuono,M.Sc.,Apt., dalam rapat senat fakultas peringatan Dies Natalis Fakultas Farmasi ke-69, Senin (28/9) di kampus setempat. Subagus melaporkan bahwa iklim publikasi Fakultas Farmasi UGM mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Data Portal Riset dan Pengabdian Masyarakat (PRISMA) UGM menunjukkan pada tahun 2014 Fakultas Farmasi berhasil menduduki peringkat 6 besar unit diantara 49 unit lainnya di UGM dengan kategori publikasi penelitian paling produktif.
“Data Scopus juga menunjukkan bahwa beberapa dosen juga menempati peringat teratas 1 dan 2 di kategori dosen dengan publikasi internasional bereputasi terproduktif se-universitas,”jelasnya.
Subagus mengatakan saat ini pihaknya tengah mengembangkan inovasi penelitian yaitu pengembangan riset herbal berbasis sosio enterpreneurship, Boron Neutron Captured Therapy, nanoteknologi, halal food, dan kemaritiman. Tidak lupa pengembangan dalam bidang farmasi klinik dan komunitas. “Dalam upaya mendukung program sosio enterpreneur yang digaungkan universitas, kami dorong berbagai penelitian untuk menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi masyarakat,”urainya.
Sama halnya pada bidang penelitian, dikatakan Subagus, iklim pengabdian masyarakat di kampusnya juga mengalami peningkatan. Bahkan selama dua tahun berturut, 2013 dan 2014 Fakultas Farmasi menduduki peringkat 1 diantara 49 unit lainnya pada kategori kegiatan pengabdian masyarakat terproduktif.
Kegiatan pengabdian masyarakat ungulan fakultas antara lain program apoteker cilik, penyuluhan narkoba, pemeriksaan kesehatan, serta konsultasi obat dan kesehatan gratis. Disamping itu juga terlibat dalam pengembangan zona sains di Taman Pintar Yogyakarta. (Humas UGM/Ika)