Sembilan dosen UGM terpilih menjadi anggota Dewan Riset Nasional (DRN) 2015-2018. Mereka adalah Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D, Prof. Ir. Jamasri, Ph.D., Dr. Kuskridho Ambardi, M.A., Prof. Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc., Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH.,Ph.D., Prof. Dr. Ir. Eni Harmayani, Prof. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc., Ph.D., Prof. Dr. Sigit Riyanto, S.H., LLM, dan Dr. Deendarlianto, S.T., M.Eng..
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman mengatakan terpilihnya para dosen UGM ini diharapkan bisa memberikan sumbangsih bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa sesuai keahlian masing-masing yang dimiliki.
“Mudah-mudahan bisa memberi kontribusi pada peningkatan kesejahteraan bangsa di tingkat Asia maupun global,”papar Suratman, Jumat (2/10).
Suratman berharap masuknya para dosen dan peneliti UGM di DRN akan meningkatkan pula produktifitas hasil-hasil riset baik pada skala nasional maupun internasional. Selama ini, menurut Suratman riset-riset UGM sudah melibatkan transdispliner riset. Tidak hanya itu, riset-riset UGM juga telah diarahkan untuk memberi kontribusi bagi pengembangan di daerah 3 T (tertinggal, terluar dan terdepan).
“Percepatan riset di UGM juga dilakukan melalui fakultas, pusat studi maupun kelompok kerja,”katanya.
Dengan berkembangnya budaya riset ini selanjutnya UGM tengah fokus pada upaya publikasi, paten dan hilirisasi riset tersebut.
Sementara itu salah satu dosen UGM yang terpilih menjadi anggota DRN 2015-2018, Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D menilai hal tersebut merupakan sebuah kehormatan dan kepercayaan bagi UGM. Apalagi, jumlah dosen UGM cukup banyak masuk di dalamnya. UGM sangat diharapkan kontibusinya bagi pengembangan dan arah riset nasional bagi kesejahteraan masyarakat.
“Dari 64 anggota yang dari UGM 9 orang. Kita dibagi beberapa bidang dan akan diminta saran maupun masukannya bagi arah pengembangan riset nasional,”kata Lukito.
Lukito yang masuk DRN bidang TIK ini mencontohkan beberapa persoalan teknologi informasi yang dihadapi bangsa Indonesia. Persoalan itu antara lain kemandirian energi dan belum meratanya pengetahuan masyarakat tentang TIK (Humas UGM/Satria)