Anda mungkin mengenal Yessy Gusman sebagai aktris di layar kaca. Tetapi tahukah Anda aktivitasnya pada saat ini ? Yasmine Yuliantina Yessy Gusman S.H., MBA atau yang lebih dikenal dengan Yessy Gusman adalah seorang aktris yang di tahun-tahun terakhir ini, banyak aktif di dunia pendidikan. Ia telah mendirikan 46 Taman Bacaan Anak (TBA) dan Sanggar Kreativitas Anak di bawah naungan Yayasan Bunda Yessy. Ibu 2 orang putra ini, bekerja sekaligus pemilik di PT. Purnama Bara Global. Ia meraih gelar BA dengan predikat Cum-laude di Universitas of San Fransisco; M.B.A di Golden Gate University of San Fransisco; dan SH berpredikat Cum-laude di Fakultas Hukum Universitas Pancasila.
Sementara itu, penghargaan yang telah diperolehnya antara lain: (i) Penghargaan dari MIZAN atas kepedulian untuk mendukung penyediaan sarana Taman Bacaan bagi Anak-anak (3 Mei 2003); dan (ii) Penghargaan dari Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Malik Fadjar atas prestasinya dalam meningkatkan minat baca masyarakat melalui Taman Bacaan Anak Yayasan Bunda Yessy (16 Desember 2003). Di tahun 2004 ini, ia sempat menulis buku berjudul “Menyemai Kasih: Suatu Perjalanan” yang diterbitkan oleh penerbit Baraka (Mizan).
Karena kegiatan sosialnya yang tinggi dan untuk mengenal lebih jauh aktivitas Yessy Gusman, maka UPT Perpustakaan Unit I UGM pada hari Selasa, 8 Februari 2005 di Gedung UC UGM mengundangnya dalam rangka Pertemuan Bulanan Persatuan Dharma Wanita Perpustakaan UGM.
Dalam konferensi pers yang juga dihadiri Kepala Perpustakaan UGM Drs. Ida Fajar Priyanto di UPT Perpustakaan Unit I UGM, Yessy Gusman menyampaikan bahwa proses belajar-mengajar tidak hanya didapatkan dari ilmu dosen-dosen di kelas, tetapi juga ada tambahan penemuan dengan menulis. “Jadi apa yang saya dapatkan di kuliah saya dulu di San Fransisco, yang merupakan bagian dari proses belajar-mengajar yaitu harus ada perpustakaan yang memadai”, ujar Yessy.
Sedangkan menyangkut program UGM tentang “Aceh Bangkit”, Yessy berkomentar bahwa ketika berada di Aceh, sempat muncul pertanyaan: kapan anak-anak ini bisa kembali ke sekolah? Karena dalam recovery, selain diberikan makanan, juga diberikan buku “Sehingga untuk rekonstruksi Aceh Bangkit UGM, diharapkan akan banyak seniman dapat memberikan semangat belajar, semangat membaca pada anak-anak Aceh, agar bangkit. Hal yang juga dilakukan adalah dengan (i) sentuhan-sentuhan agama , yang juga akan lebih bisa dipahami; dan (ii) dengan persatuan karena mereka adalah bagian dari Indonesia. Di ibaratkan seperti sebuah tangan. Apabila tangan terluka maka seluruh badan akan merasakan demam. Dan inilah saatnya ‘merangkulnya kembali’ menjadi saudara-saudara bersama-sama anak-anak ini,” tutur Yessy.
Lebih lanjut Yessy berharap bisa dibuat suatu program yang menyenangkan. Program “bermain sambil belajar”. Tentu saja harus menjauhi hal-hal yang bersifat formal karena itu akan menyulitkan keadaan mereka. “Dengan dimulai permainan, tentu akan dapat meningkatkan kreatifitas anak”, sambung Yessy.
Sebagai ibu 2 orang anak bercerita pula tentang awal mula berdirinya taman bacaan. Kebetulan Yessy suka membaca, dan anak-anaknya pun meniru kebiasaan tersebut. Baginya, membaca itu penting, maka mulailah dikumpulkan buku dari anak-anak, saudara-saudara, dan kemudian mendirikan taman bacaan di belakang rumah. Sekalipun taman bacaan ini berada di gang kecil, kurang mendapat sinar matahari dan kurang udara, namun bagi pemeran Ratna dalam film Gita Cinta dari SMA ini tetap merasakan bahwa taman bacaan itu, merupakan tempat yang terdapat kehidupan. “Supaya buku-buku lebih disukai anak-anak, maka dalam katalognya tidak didasarkan pada nomor indeks, melainkan lebih diklasifikasikan pada minat baca”, tegas Yessy. (Humas UGM)