• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Sumber Pakan Lebah Madu Perlu Dikembangkan

Sumber Pakan Lebah Madu Perlu Dikembangkan

  • 02 Oktober 2015, 16:08 WIB
  • Oleh: Ika
  • 16546
Penting, Pengembangan Sumber Pakan Lebah Madu

Pengembangan tanaman pakan lebah madu perlu segera dilakukan. Pasalnya, sumber pakan lebah berupa tanaman penghasil nektar keberadaannya semakin berkurang dari tahun ketahun. Hal tersebut mengemuka dalam kongres pertama Masyarakat Perlebahan Indonesia yang digelar di Grha Sabha Pramana UGM, Jum’at (2/10).

Ketersediaan tanaman lebah merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha perlebahan. Sayangnya, hingga saat ini upaya budidaya tanaman pakan lebah seperti kapuk randu tidak banyak dilakukan. Hal ini dikarenakan penanaman pohon kapuk randu kurang memberikan nilai ekonomis bagi petani.

“Tanaman kapuk randu yang bunganya potensial untuk pakan lebah populasinya menurun. Tidak banyak yang mau menanam karena tidak bernilai tinggi,”ungkap Ketua Perkumpulan Perlebahan Jawa Tengah, Hengki Febriyanto.

Melihat kondisi tersebut, Hengki berpendapat pemerintah  perlu membantu peternak dalam penyediaan pakan lebah ini.  Salah satunya melalui pengembangan tanaman pakan di kawasan hutan.

Sementara itu Ketua Masyarakat Perlebahan Indonesia, Prof.Dr. Ali Agus menyampaikan bahwa pengembangan lebah madu secara intensif sangat diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan madu nasional. Selama ini kebutuhan madu masih dipenuhi dari impor. Hal tersebut juga perlu dibarengi dengan pengembangan tanaman pakan lebah serta perawatan tanaman yang sudah ada. Dengan begitu dapat meningkatkan produksi madu dengan kualitas tinggi di Indonesia.

Ali Agus menuturkan usaha perlebahan Indonesia belum maju dikarenakan masih ada salah pengertian dimasyarakat terkait usaha ternak lebah. Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa lebah merupakan hewan pengganggu dan perusak tanaman.

“Saat akan panen, justru lebah diusir petani karena dianggap mengganggu. Padahal justru membantu penyerbukan tanpa meninggalkan hama seperti halnya serangga yang meninggalkan ulat penganggu,” kata Dekan Fakultas Peternakan UGM ini.

Disamping itu, semakin berkurangnya luasan lahan tanaman penghasil bunga untuk pakan lebah sangat mempengaruhi produksi madu nasional. Maka, tidak mengherankan apabila saat ini Indonesia harus mengimpor madu untuk memenuhi kebutuhan madu nasional.

“Peternak lebah pun harus menghadapi kompetisi yang tajam dengan produk madu impor baik di segi kualitas maupun kuantitas. Kalau tidak mampu bersaing sangat mempengaruhi kesejahteraan peternak lebah,”terangnya.

Pemerhati perlebahan, Susilowati mengatakan saat ini belum ada upaya khusus yang dilakukan untuk mengatasi kelangkaan pakan lebah.  Selama ini yang dilakukan hanya dengan menggembalakan lebah dari satu tempat ke tempat lain yang tersedia sumber pakan lebahnya.

“Lebah dari hutan randu Jawa Tengah di pindahkan ke kawasan hutan randu di Jawa Timur lalu di pindah ke kebun rambutan di Jawa Barat,” jelasnya.

Ia meyakini apabila dilakukan pengembangan tanaman pakan lebah dengan baik nantinya dapat meningkatkan produksi madu nasional. Ditambah lagi dengan madu yang bisa diperoleh dari kawasan hutan di luar Pulau Jawa.  (Humas UGM/Ika)

Berita Terkait

  • Indonesia Krisis Pakan Lebah

    Thursday,18 December 2014 - 12:19
  • Mahasiswa UGM Kenalkan Budi Daya Lebah Klanceng ke Siswa SMA

    Tuesday,30 August 2022 - 15:56
  • Peneliti UGM Kembangkan Madu Wanagama Untuk Berdayakan Masyarakat Sekitar Hutan

    Monday,09 November 2020 - 6:02
  • Kebakaran Hutan Akibatkan Produksi Lebah Madu Menurun Drastis

    Thursday,26 September 2019 - 11:17
  • Mahasiswa UGM Manfaatkan Lebah Madu Hutan Untuk Obat Diabetes

    Wednesday,23 August 2017 - 10:05

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual