
Anak Cerebral Palsy (CP) berisiko mengganggu pertumbuhan serta perkembangan di masa anak-anak, remaja dan dewasa. Setiap anak dengan kebutuhan khusus maupun tidak, tetap akan berkembang optimal sesuai potensi genetiknya.
Dengan kondisi tersebut maka orang tua atau keluarga anak, masyarakat sekitar, lingkungan sekolah, dan pusat kesehatan harus memenuhi kebutuhan hak dasar anak. Hal ini telah tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2001 tentang Perlindungan Anak.
“Undang-undang menyebut, salah satu hak setiap anak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”, ujar dr. Ade Febriana Lestari, M.Sc, Sp.A di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Senin (5/10) pada Bedah Buku “The Help Guide to Cerebral Palsy dan Workshop & Training Klinis Seputar Cerebral Palsy.
Selaku ketua panitia, Ade Febriana Lestari berharap bedah buku dan workshop dapat membantu setiap keluarga untuk memahami permasalahan, kebutuhan, bentuk intervensi secara interprofesional, monitor kesehatan dan imunisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal anak-anak CP. Dengan memiliki ciri-ciri motorik kasar dan motorik halus yang lambat, gangguan pendengaran, gangguan bicara, gangguan oral motor (menghisap, mengunyah dan menelan) maka terapi menjadi salah satu pilihan penyembuhan.
“Guna mengoptimalkan perkembangan motorik kasar dan halus, terapi bisa menjadi pilihan yang bisa dilakukan di rumah oleh orang tua”, papar Ade.
Bedah buku dan training klinis seputar celebral palsy diselenggarakan oleh RSA UGM bekerjasama dengan Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP). Acara ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang permasalahan dan pengetahuan mengenai jenis-jenis alat bantu yang diperlukan anak Cerebral Palsy.
Disamping itu, dapat memberikan kontribusi pengetahuan dan ketrampilan kepada orang tua guna mengatasi permasalahan-permasalahan anak, sehingga mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan tersebut kepada masyarakat serta anak.
“Dengan begitu diharapkan dapat membangun kepercayaan diri ibu (orang tua) dalam merawat anak Cerebral Palsy sehingga dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak”, tambah Ade Febriana.
Hadir dalam acara tersebut Prof. Nadire Berker, MD yang memaparkan materi Teori Praktis seputar Cerebral Palsy dan Prof. Selim Yalcin, MD yang memaparkan Evaluasi Praktis Cerebral Palsy. (Humas UGM/ Agung)