
Tahun ini UGM dan Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT) New Zealand membuka kembali “UGM Community Resilience and Economic Development (CaRED) Programme”. Program CaRED kali ini menampung proposal yang fokus pada research-based community development. Pembukaan Call For Proposal dimulai pada tanggal 5 Oktober 2015 hingga 31 Januari 2016, dan akan diimplementasikan pada bulan Mei 2016.
Program CaRED merupakan kerja sama antara UGM dan Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT) New Zealand dalam rangka mendukung keberlangsungan pembangunan di Indonesia. Program diwujudkan dalam bentuk dukungan pendanaan bagi dosen dan atau peneliti di UGM dalam program “UGM Community Resilience and Economic Development (CaRED) Programme”, bertema “Strengthening engagement between UGM and NZ Institutions on research-based education implemented in economic development, disaster risk management, human crises, conflict prevention, and renewable energy to raise sustainable development of the Eastern Indonesia.”
“Program ini berlangsung dari tahun 2014 sampai 2018 dengan prioritas area Indonesia bagian timur,” ujar Putri, di CaRED Sekretariat Gedung Pusat UGM Sayap Selatan, Selasa (6/10).
Putri menuturkan untuk pelaksanaan program tahun pertama di tahun 2014, jumlah proposal yang didanai sebanyak 4. Sementara untuk tahun kedua di tahun 2015 didanai sebanyak 5 proposal. Sementara itu, untuk yang ketiga akan disosialisasikan tanggal 12 Oktober 2015, pukul 15.00 – 16.00, di Ruang Multimedia, Gedung Pusat UGM, dengan mengundang dosen atau peneliti perwakilan dari fakultas dan pusat studi di UGM.
Putri menambahkan besaran alokasi dana hibah per tahun dan per proposal berbeda-beda untuk masing-masing topik. Topik Sustainable Economic and Livelihood Opportunity (SELO) 650 juta per proposal, Human crises and Conflict Prevention (HCCP) 550 juta per proposal, Disaster Risk Management (DRM), 850.000.000 juta per proposal dan Renewable Energy (RE) 850 juta per proposal.
“Ada 3 kegiatan yang harus diintegrasikan oleh pengusul proposal pada masing-masing topik tersebut, meliputi Research-based Community Development, Training and Workshop, dan Technical Assistance,” katanya.
Lebih lanjut Putri menjelaskan kerja sama kemitraan ini menekankan keikutsertaan mitra-mitra dari institusi New Zealand dan Indonesia, meliputi lembaga pemerintahan, universitas, industri, komunitas, dan LSM. Program ini diharapkan akan memberi banyak manfaat bagi masyarakat.
“Beberapa implementasi yang mungkin dirasakan masyarakat antara lain dalam income generating dengan pemberdayaan komoditas, layanan yang berbasis SME, penciptaan dan pemanfaatan energi bagi kesejahteraan masyarakat, serta penguatan kesiapan dan kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana di Indonesia bagian timur,” ungkapnya. (Humas UGM/ Agung)