KENDARI - Sedikitnya 1.821 mahasiswa yang terbagi menjadi 440 tim dari 112 Perguruan Tinggi mengikuti kompetisi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-28 di Kendari, Sulawesi Tenggara, 6-9 Oktober 2015. Setiap tim pada kompetisi ilmiah ini akan mempresentasikan dan memamerkan hasil produk riset, inovasi teknologi, cipta karsa dan kegiatan pengabdian mereka yang sudah dilakukan selama setahun. Beberapa perguruan tinggi yang paling banyak meloloskan lebih dari 25 tim diantaranya Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya dan Universitas Gadjah Mada.“Kontingen UGM kali ini berhasil meloloskan 27 tim ke PIMNAS,” kata Dr. Ahmad Agus Setiawan, selaku ketua kontingen dari UGM saat ditemui di sela pembukaan PIMNAS ke-28 di kampus Universitas Halu Oleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (6/10).
Meskipun jumlah tim yang diloloskan berada di posisi empat besar dari daftar perguruan tinggi yang paling banyak meloloskan tim ke ajang PIMNAS, Agus optimis tim UGM bisa mempertahankan prestasi predikat juara umum yang sudah didapatkan tahun lalu. “Kita optimis, semua tim, pembimbing dan official berusaha keras untuk merebutkan medali sebanyak mungkin,” kata Agus.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana PIMNAS ke-28, Mustarum Musaruddin, Ph.D., mengatakan 440 tim merupakan para finalis yang lolos seleksi ke PIMNAS. Setiap tim memiliki satu hasil riset dan gagasan yang selanjutnya dipresentasikan dan dipamerkan di hadapan 68 dewan juri.
Pembukaan kegiatan PIMNAS kali ini ditandai dengan penyerahan piala bergilir juara umum PIMNAS tahun lalu, secara simbolis diserahkan oleh Direktur Kemahasiswaan UGM Dr. Senawi kepada Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Intan Ahmad, Ph.D., yang kemudian diserahkan kepada Rektor Universitas Halu Oleo Prof. Usman Rianse selaku tuan rumah penyelenggara.
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Intan Ahmad, Ph.D., mengatakan PIMNAS yang dimulai sejak tahun 1988, telah menghasilkan ribuan karya inovasi dan hasil gagasan penalaran mahasiswa. Sayangnya, banyak hasil penelitian tersebut hanya menjadi dokumen di rak perpustakaan bahkan berhenti di tengah jalan karena minimnya semangat dan jiwa kewirausahaan mahasiswa. “Perguruan tinggi harus mampu meningkatkan daya saing mahasiswa, memupuk semangat para mahasiswa lewat karya inovasi,” katanya.
Untuk menindaklanjuti hasil karya inovatif dari mahasiswa ini, kata Intan Ahmad, pemerintah telah membentuk Direktorat khusus yang mengurusi inovasi.
Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Nur Alam, mengatakan ajang PIMNAS yang di laksanakan di Sulawesi Tenggara menjadi momen yang membanggakan bagi masyarakat Kendari. Menurutnya, PIMNAS adalah ajang berkumpulnya insan terbaik mahasiswa, karena berbagai karya unggulan penelitian, teknologi, cipta karsa dan pengabdian dikompetisikan di sini. Melalui kompetisi ini para mahasiswa diajak berpikir lebih kreatif, inovatif, dan berpikir jauh ke depan,”Salah satunya dengan jalan mengikuti PIMNAS,” katanya.
Pembukaan PIMNAS ke-28 ini ditandai pemukulan gong oleh Gubernur Sultra sekaligus secara bersamaan perwakilan kontingen mahasiswa yang menggunakan pakaian adat tradisional melepaskan 112 ekor burung merpati. Acara pembukaan juga dimeriahkan oleh pentas tarian tradisional dan penampilan kolaborasi Marching Band UGM dan Universitas Halu Oleo (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Budi H)