Konservasi energi adalah pengguanaan energi dengan efisiensi dan rasional tanpa mengurangi penggunaan energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya konseravsi energi diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan terakhir, dengan menggunakan teknologi yang efisien, dan membudayakan pola hidup hemat energi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Ir. Sasongko Pramonohadi saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional Penghematan Energi Listrik Dan Pemanfaatan Energi Alternatif yang Terbarukan di Pascasarjana UGM (Senin, 28 Februari 2005).
Menurut Dosen Teknik Elektro UGM ini, potensi konservasi energi di semua sektor memiliki peluang penghematan sangat besar, yaitu antara 10% -35%. Penghematan dapat direalisasikan dengan cara mudah, dapat mencapai 10-15%, sedangkan penghematan dengan investasi dapat meraih sampai 30%.
“Pemanfaatan energi dengan lebih efisien dapat dicapai melalui: (i) penggunaan teknologi hemat energi; (ii) penerapan budaya hemat energi; (iii) penerapan konversi energi meliputi perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan pemanfaatan energi,” ungkapnya.
Dr. Sasongko mengemukakan, keberhasilan program penghematan energi tentu saja akan berdampak positif dalam proses penyediaan energi. Potensi penghematan energi di industri misalnya berkisar antara 10% (industri semen, kapur, batu bata, keramik) sampai dengan 35% (industri kertas, besi, baja). Penghematan ini bergantung pada: (i) proses utama: pembakaran, peleburan, pemanasan/uap; (ii) utilitas: panas langsung, mekanis, panas uap; (iii) alat dapur-burner, listrik-diesel, boiler-burner; (iv) teknik konservasi: waste heat recovery, perbaikan isolasi panas, co generation. “Pada umumnya, penghematan melalui cara teknis lebih memberikan hasil yang memadai. Bila program konservasi dilakukan dengan sungguh-sungguh, secara nasional, jumlah penyediaan energi dapat dikurangi secara berarti, cadangan energi dapat digunakan dalam waktu lebih panjang,” katanya.
Dr. Sasongko juga menambahkan, konservasi energi sudah menjadi bagian penting dalam KUBE, perlu dilaksanakan guna penghematan dapat diilakukan di beberapa jenis pemanfaatan energi, pada pemanfaatan energi, pada pemanfaatan di industri, penghematan signifikan dapat diraih dengan teknik co genartion.
Sedangkan menurut Ir. Tumiran, M.Eng., Ph.D dalam jumpa pers (28/02/2005), naikknya listrik merupakan hambatan yang harganya berdasarkan harga pasar internasional. Jadi kalau itu naik dengan sendirinya biaya di konsumen juga harus naik. Kalau tidak, berarti harus disubsidi dari pajak. Upaya penghematan ini adalah kesadaran supaya walaupun listrik ini bisa diaplikasikan dalam jumlah yang besar, kalau kita bisa hemat itu bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Hal ini sebenarnya sasarannya kesana. “Karena di sektor pembangkitan energi listrik, kita masih belum mengikuti laju pertumbuhan yang cukup bersaing,” tegas Ir. Tumiran. (Humas UGM)