YOGYAKARTA – Sedikitnya 101 tim mahasiswa dari 27 perguruan tinggi mengikuti final lomba Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (Gemastik) ke-8 di UGM, 27-28 Oktober. Para mahasiswa ini akan mempresentasikan hasil karya inovasi mereka dalam bidang pengembangan perangkat lunak, pengembangan aplikasi permainan, pemrograman, animasi, piranti cerdas, data mining, keamanan jaringan dan sistem informasi, pengembangan bisnis TIK dan desain user experience.
Beberapa perguruan tinggi yang ikut serta dalam kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kali ini, diantaranya UGM, UI, ITB, ITS, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Gunadarma, Universitas Halu Oleo, dan Universitas Padjajaran.
Ketua Panitia Gemastik ke-8, Dr. Senawi mengatakan perlombaan hasil inovasi mahasiswa dalam Gemastik diharapkan akan menumbuhkan kreativitas dan inovasi mahasiswa dalam penguasaan teknologi informasi.” Kita berharap makin banyak mahasiswa memiliki keunggulan dalam penguasaan teknologi informasi,” kata Senawi.
Penyelenggarakan Gemastik kali ini menurut Senawi sengaja dipilih bertepatan dengan peringatan hari sumpah pemuda, sehingga bisa menumbuhkan dan meningkatkan semangat nasionalisme serta kreativitas pemuda dalam mendukung kemajuan bangsa. “Para pemuda memiliki peranan penting untuk kemajuan dan kedaulatan NKRI,” tuturnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman, M.Sc., mengatakan perlombaan Gemastik sebagai ajang untuk menumbuhkan semangat kreativitas dan inovasi pemuda dalam bidang iptek. Menurutnya, penguasaan teknologi harus dikuasai oleh anak muda sejak dini karena belajar dari pengalaman Jepang, Korea, Amerika dan beberapa negara Eropa, bisa maju dan berkembang pesat berkat penguasaan iptek. “Maju dan tidaknya iptek itu ada di tangan generasi muda,” ujarnya.
Meskipun demikian, kata Suratman, hasil karya inovasi para mahasiwa dalam ajang Gemastik ini jangan sampai berhenti di tingkat perlombaan namun harus ditindaklanjuti lewat pengembangan lebih lanjut. “Beberapa karya mereka ini tidak hanya masuk dalam laci perpustakaan dan tidak diteruskan, namun seharusnya diikuti dengan pemberian dana riset pengembangan, agar kemanfaatan dapat dirasakan bagi kemajuan masyarakat,” terangnya.
Kepala Subdit Kreativitas dan Pengabdian Masyarakat, Kementerian Ristek dan Dikti, Dra.Victoriana Suhartini, mengatakan Kementerian Ristek Dikti terus mendorong penyelenggaraan kompetisi TIK agar mahasiswa mampu menghasilkan berbagai hal yang bermanfaat untuk masyarakat.”Kita tetap konsisten mengupayakan program kreativitas mahasiswa ini dapat terselenggara setiap tahun,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson;foto: Budi H)