
Sekolah Vokasi (SV) UGM saat ini terus bertekad menjadi unit yang menyumbangkan nilai terbesar dalam rangka menaikkan peringkat UGM dalam akreditasi internasional sebagai World Class University. Karena itu, SV UGM sudah saatnya harus mandiri, dan berani menolak intervensi fakultas asal program studi yang ada di Sekolah Vokasi UGM.
“Masa depan harus kita perjuangkan sendiri. Kita tidak boleh terlalu tergantung dengan pikiran dan cita-cita orang lain. Oleh karena itu, melalui mimbar ini saya memohon dukungan seluruh sivitas akademika terkait Program Vokasi Mandiri 2020,” ujar Direktur Sekolah Vokasi UGM, Ir. Hotma Prawoto Sulistyadi MT IP-Md, Selasa (27/10).
Menyampaikan Laporan saat Rapat Terbuka Senat Sekolah Vokasi, Dalam Rangka Dies Nalatalis ke-6 SV UGM, Hotma Prawoto mengungkapkan Sekolah Vokasi telah menorehkan sejarah dan menjadi inspirasi bagi generasi mendatang. Setahun lalu, tepat di tanggal 28 Oktober 2014, Sekolah Vokasi UGM ditetapkan sebagai Pemimpin Gerakan Pendidikan Tinggi Vokasi Nasional.
Sekolah Vokasi ditetapkan sebagai Ketua dan Sekretaris Jenderal Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) pertama, masa bakti 2014-2015. Meski gerakan dimotori 5 PTN (UGM, UI, IPB, UB dan UNY), Sekolah Vokasi UGM menjadi inisiator sekaligus pemrakarsa.
“Latar belakang pembentukan forum ini adalah merajut kebersamaan antar program atau Pendidikan Tinggi Vokasi di Indonesia dalam rangka membangun posisi strategis Pendidikan Tinggi Vokasi sesuai amanat UU Nomor 12 Tahun 2012,” papar Hotma.
Hotma menambahkan dalam rangka mempersiapkan lulusan SV UGM menjadi pemenang di pasar global, khususnya di era pasar bebas dan kawasan perdagangan tanpa batas, maka telah dilakukan perombakan sangat esensial terhadap kurikulum. Perombakan ini mencakup hal yang sangat fundamental, yaitu dengan dimasukannya aspek softskill (komunikasi, kejuangan dan kepemimpinan) sebagai bagian pembelajaran yang diwajibkan.
Menurut Hotma, aspek softskill ini sangat penting. Softskill dapat menumbuhkan attitude lulusan SV UGM di dalam mengisi maupun menciptakan peluang kerja. Hal ini penting, karena mendidik mahasiswa dengan pengetahuan vokasional diperlukan strategi khusus, apalagi dalam waktu yang singkat.
“Sejalan dengan hal itu, maka pada bulan Maret 2015, SV UGM membuka Sekolah Kewirausahaan bekerjasama dengan Mandiri University. Dari Sekolah ini diharapkan setiap tahun bisa dididik 100 calon wirausahawan muda dari SV UGM,” tambah Hotma. (Humas UGM/ Agung)