Yogya, KU
Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Fuad Rahmany mengungkapkan, kontribusi pasar modal dalam pemulihan ekonomi bangsa dirasakan dampaknya belum begitu signifikan. Berdasarkan laporan Bapepam, kontribusinya baru mencapai 67 persen, padahal di Malaysia sendiri peranan pasar modal sudah memberikan kontribusi ekonomi hampir 94 persen.
“Hal ini perlu menjadi perhatian serius semua kalangan, sebab semakin maju pula perkembangan pasar modal maka semakin maju ekonomi Negara tersebut,†ungkap Fuad Rahmany usai melakukam penandatanganan kerjasama dengan Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi M.Eng PhD di bidang pendidikan, penelitian dan pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas regulasi pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, Sabtu (12/1) di Ruang Auditorium MM UGM.
Fuad Rahmany menambahkan, masih kecilnya jumlah angka ini disebabkan budaya gemar berinvestasi di kalangan masyarakat kita masih sangat kurang karena masih kurang berani mengambil risiko berinvestasi di pasar modal.
Kendati demikian, kata Fuad rahmany, dalam tiga tahun terakhir peningkatan aliran dana di pasar modal cukup pesat. Bahkan pembiayaan ekonomi melalui dana dari pasar modal sudah mencapai 164 triliun.
“Ini meunjukkan masyarakat sudah gemar dan berani masuk ke pasar modal meski 60 persen aliran dananya masih berasal dari pihak asing,†imbuhnya.
Diakui oleh Rahmany, jika tidak dikelola dan diawasi dengan baik pasar modal juga bisa menimbulkan sumber krisis moneter di tanah air, maka dari itu pihaknya melalui Bapepam-LK melakukan kerjasama dengan UGM untuk mengatur kembali regulasi pasar modal dan pengelolaan manajemen risikonya.
Hal senada juga disampaikan oleh pakar ekonomi makro UGM Dr Sri Adiningsih yang menganggap perkembangan pasar modal di tanah air masih sangat rapuh dan mudah digoncang oleh isu-isu internasional karena 60 persen kepemilikannya masih dimiliki investor asing.
“Tren kepemilikan dan pergerakan pasar modal masih dimiliki asing inilah yang membuat potensi kegoncangan yang sangat akan tinggi. Ketika ada isu internasional dampaknya cukup besar, saat Thailand meluncurkan capital control saja langsung kelihatan satu dua hari harga saham di bursa efek kita guncang, begitu juga ketika ekonomi China sedikit goyah maka bursa kita goyah,†katanya.
Sri adiningsih juga sependapat bila globalisasi keuangan telah menyebabkan meningkatnya aliran dana yang masuk dari investor asing. Namun demikian, jelas Adiningsih, aliran dana di pasar modal belum bisa mentransmisikan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
“Mungkin China dan Korea mendapatkan manfaatkan yang besar dari liberalisasi keuangan ini, sedangkan ekonomi kita sendiri sedikit memberikan manfaat. Namun kita akui juga, melalui pasar modal telah menyebabkan cadangan devisa kita menguat, nilai rupiah relatif lebih stabil, dan sumber pembiayangan keuangan meningkat, meskipun masih dalam jangka pendek karena potensi menimbulkan kegoncangan juga lebih besar,†imbuhnya.
Diakui Adiningsih, pasar modal memang belum memberikan dampak dan pengaruhnya yang secara langsung ke masyarakat menengah ke bawah terkecuali dana yang terkumpul di pasar modal diinvestasikan ke lapangan kerja mungkin akan lebih signifikan. (Humas UGM/Gusti Grehenson)