BPBD Provinsi DIY memperkirakan 26,67% wilayah di DIY berpotensi mengalami kekeringan. Wilayah ini tersebar di tiga kabupaten, yaitu Gunung Kidul, Kulon Progo dan Sleman. Kondisi ini mendorong upaya pencegahan dan penanggulangan potensi kekeringan, salah satunya dengan dropping air bersih.
“UGM ingin berbagi dan berkontribusi secara nyata bagi masyarakat,” kata Ketua Dies Natalis UGM ke-66, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., pada acara Edukasi Pengelolaan Air dan Dropping Air Bersih di Desa Semoyo, Patuk, Gunung Kidul, Kamis (29/10).
Ali Agus menambahkan bakti sosial kali ini juga melibatkan beberapa pihak terkait, seperti BNI. Selain membagikan air bersih ke masyarakat, UGM juga memberikan edukasi dan sosialisasi tentang cara pengelolaan air pada musim kemarau serta pemanfaatan air pada musim penghujan.
“Sekaligus memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pengelolaan air skala rumah tangga sehingga kekeringan tidak terjadi di tahun-tahun mendatang,” urainya.
Ali Agus menuturkan kegiatan bakti sosial UGM Peduli tahun 2015 difokuskan pada beberapa kegiatan, yaitu dropping air bersih, edukasi penghematan dan pengelolaan air. Untuk dropping air hari ini di Desa Semoyo, Patuk, sebanyak 40 tangki kapasitas 1 tangki 6000 liter dan didistribusikan di dua pedukuhan.
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Prof. Dr. Suratman menyambut baik kegiatan edukasi dan dropping air bersih ini. Suratman berharap nantinya desa-desa khususnya di Gunung Kidul bisa mandiri air. (Humas UGM/Satria;foto Budi H)