
Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan primer (Puskesmas, Klinik Pratama) sangat penting di era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Lebih dari 80 persen masalah kesehatan harus dapat dikelola dengan baik di tingkat primer.
Layanan Kesehatan Primer bertugas terutama di area promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Dengan upaya yang berlanjut, maka Layanan Kesehatan Primer mengutamakan individu, fokus pada keluarga dan berorientasi pada komunitas.
Menurut dr. Mora Claramita, MHPE, Ph.D, untuk mencapai keselamatan pasien, maka kualitas layanan primer menjadi kunci yang sangat penting. Oleh sebab itu, melalui kerja sama tim, tenaga kesehatan di Puskesmas dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), kualitas pelayanan primer diharapkan berimbas pada penurunan biaya kesehatan, peningkatan status kesehatan dan kepuasan pengguna.
“Tentu saja hal ini sesuai prinsip managed care atau layanan berjenjang yang komprehensif dalam Sistem Kesehatan Nasional di era JKN. Karena itu, fasilitas kesehatan tingkat pertama, Faskes Primer seperti Puskesmas atau Klinik Pratama menjadi gerbang utama dalam akses pelayanan kesehatan,” ucap Mora Claramita pada Seminar nasional “Layanan Kesehatan Primer Yang Berkualitas Adalah Milik dan Tanggung Jawab Bersama”, di UC UGM, Jum’at (30/10).
Mora Claramita menjelaskan upaya-upaya penguatan layanan kesehatan primer telah dimulai pemerintah melalui berbagai macam kebijakan. Kebijakan itu antara lain standardisasi dan akreditasi fasilitas kesehatan tingkat pertama (Permenkes No. 46/2015) dan Academic Health System atau integrasi institusi pendidikan kedokteran dengan unit pelayanan mediknya (SK bersama beberapa menteri untuk FK Universitas Indonesia, FK Universitas Hassanudin, FK UGM dan FK-FK lain yang segera menyusul).
Kebijakan lainnya standardisasi dan akreditasi wahana pendidikan di tingkat puskesmas maupun rumah sakit (NSPK-Kemenkes RI). Selain itu, pendidikan lanjutan bagi dokter-dokter di layanan primer sebagai Dokter Spesialis Layanan Primer. Mora juga sepakat pernyataan pembicara, Prof. Akmal Taher, yang menekankan pentingnya peningkatan dokter yang bekerja di layanan primer setara kualifikasinya dengan dokter spesialis yang lain.
“Kalau di luar negeri dikenal sebagai dokter keluarga, yang memiliki Kerangka Kualifikasi Nasional 8 atau setara pendidikan dokter spesialis,” ungkap Mora selaku ketua panitia seminar.
Mora Claramita menambahkan Seminar Nasional “Layanan Kesehatan Primer Yang Berkualitas Adalah Milik dan Tanggung Jawab Bersama” merupakan hasil kerja sama Tim Gugus Tugas Layanan Kesehatan Primer UGM dengan Tim Academic Health System UGM. Selain untuk mewujudkan layanan primer yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia, seminar nasional digelar dalam rangka persiapan Pendidikan Dokter Spesialis Layanan Primer.
Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., Ph.D, sebagai salah satu narasumber mengungkapkan paradigma baru Pelayanan Fasilitas Kesehatan Primer seharusnya bisa belajar dari sejarah. Jika dahulu berbasis komunitas maka kini berbasis personal, dari paper based menuju era komputerisasi dan dari komunikasi tradisional menuju komunikasi berbasis teknologi informasi.
“Sudah menjadi keharusan menggunakan teknologi informasi, setidaknya penggunaan sms dan dari kuratif yang tak tuntas menjadi kuratif mandiri tuntas,” tambah Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UGM itu.
(Humas UGM/ Agung)