Seminar Reguler Tahunan Bioteknologi ke-3 baru saja dilaksanakan 31 Oktober 2015, di Sekolah Pascasarjana UGM. Seminar tahun ini mengangkat tema Bioteknologi Untuk Indonesia yang Lebih Baik. Seminar menghadirkan 3 pembicara tamu dari Jepang, yaitu Prof. Hisakazu Yamane (Dept. Of Bioscience, Teikyo University), Prof. Hiroyuki Ohta (College of Agriculture, Ibaraki University) dan Prof. Hedeaki Nojiri (Biotechnology Research Center, the University of Tokyo).
“Lebih dari 50 presentasi disampaikan pada seminar tersebut dengan peserta dari berbagai universitas dan lembaga penelitian di Indonesia,” papar Ketua Pusat Studi Bioteknologi UGM, Prof.Dr.Ir. Siti Subandiyah, MagrSc. dalam siaran persnya, Senin (2/11).
Siti menegaskan Bioteknologi merupakan proses hayati yang mengunakan jasad atau sistem untuk menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bioteknologi dapat dikelompokan dalam 4 bidang, yaitu bioteknologi yang diterapkan untuk bidang pertanian, bioteknologi yang meliputi proses-proses hayati untuk kesehatan, bioteknologi untuk berbagai proses industri dan bioteknologi yang meliputi proses-proses hayati kelautan dan lingkungan perairan.
“Saat ini perkembangan bioteknologi di dunia internasional begitu pesat menggunakan alat dan teknologi modern. Sementara di Indonesia perkembangannya masih sangat memprihatinkan karena keterbatasan fasilitas instrumentasi dan bahan-bahan yang diperlukannya hampir semuanya harus diimpor,” katanya.
Dalam pandangan Siti sumber daya manusia (SDM) di Indonesia sudah semakin membaik dengan kembalinya banyak ilmuwan muda yang sudah menyelesaikan pendidikannya dan mencari pengalaman riset Bioteknologi di negara-negara maju. Namun, kapasitas dan kompetensi mereka memerlukan dukungan serta pendanaan yang cukup. Bioteknologi pada tanaman, misalnya baru generasi pertama, yaitu rekayasa genetika untuk mendapatkan tanaman-tanaman tahan cekaman khususnya hama dan penyakit tumbuhan yang baru bisa dimulai di Indonesia.
“ Di negara-negara maju Bioteknologi tanaman sudah sampai generasi ketiga dengan menghasilkan tanaman-tanaman yang mampu mengatasi polusi pada lingkungan. Selain tanaman yang mengandung nutrisi bermanfaat untuk kesehatan dan dihasilkan pada generasi keduanya,” pungkas dosen Fakultas Pertanian itu (Humas UGM/Satria)