
Penelitian tidak hanya identik dengan jas putih, laboratorium atau alat-alat mahal. Penelitian bisa dimulai dengan hal yang sederhana tapi manfaatnya bisa dirasakan oleh orang banyak. Katakanlah dengan menggali pengetahuan lokal untuk diterapkan ke dalam sistem keseharian. Seperti pengetahuan lokal untuk memberdayakan ayam petelur yang berkembang di daerah Gunung Kidul. Hal ini mengemuka dalam acara seminar forum peneliti muda Indonesia “Industry-Government-Academician Collaboration: The Game Changer for Indonesian Future”, di UGM baru-baru ini.
Hadir sebagai pembicara dalam acara ini Kepala Dinas Kesehatan Kulonprogo, Direktur Direktorat Pengabdian Masyarakay LPPM UGM, Prof. Ir. Irfan D. Priyambodo, M.Eng., PhD dan Direktur Utama PT. Biofarma, Drs. Iskandar, MM.
Irfan Priyambodo berharap para peneliti muda tidak berhenti untuk melakukan penelitian. Mulai dari persoalan yang sederhana hingga ke hal-hal yang kompleks. Para peneliti muda adalah tonggak kesuksesan bangsa sehingga diharapkan tidak berhenti untuk berkreasi.
“Kekayaan alam yang dimiliki bangsa bisa dimanfaatkan dengan baik, terutama untuk menggali pengetahuan yang termuat dalam kearifan lokal,” kata Irfan.
Selain untuk mengembangkan sebuah penelitian diperlukan pula sinergi antara pemerintah, industri dan akademik. Sinergi antar tiga elemen tersebut diyakini bisa mendorong tujuan penelitian agar tercapai. Penelitian yang dilakukan oleh beberapa sivitas akademika tidak hanya berhenti di laboratorium saja, namun bisa berkembang dan diwujudkan di dunia industri.
“Makanya penting bagi para peneliti muda ini untuk berkolaborasi,” katanya (Humas UGM/Putri)