UGM kembali menggelar Forum Riset Industri Indonesia. Forum Riset Industri Indonesia ke-7 berlangsung di UGM Kampus Jakarta, Kamis (5/11) menampilkan karya penelitian dan produk-produk di bidang manufaktur, infrastruktur dan teknologi informasi.
Sebanyak 19 karya penelitian unggulan dipamerkan dan dipresentasikan. Sembilan belas karya tersebut terdiri dari 4 karya penelitian unggulan bidang manufaktur, 9 karya penelitian unggulan bidang infrastruktur dan 6 karya penelitian unggulan bidang teknologi informasi.
“Bagi mitra industri yang hadir jika tertarik bisa menghubungi para peneliti. Karena itulah harapan kami agar terjadi jalinan kerja sama lebih lanjut terhadap hasil-hasil pekerjaan penelitian yang sudah dicapai oleh UGM selama ini,” ujar Ashar Saputra, ST., MT., Ph.D.
Selaku ketua panitia Forum Riset Industri Indonesia ke-7, Ashar Saputra mengatakan riset sesungguhnya menjadi titik awal pengembangan dari teknologi. Diharapkan pengembangan riset dan teknologi ini akan dapat dimanfaatkan oleh dunia industri. Sementara itu, dalam banyak aspek masyarakat Indonesia belum menjadikan riset sebagai acuan dalam pengembangan produk dan pengambilan keputusan.
“UGM sebagai salah satu penyelenggara riset berinisiatif mendekatkan jarak antara dunia riset dan industri sehingga keduanya bisa saling memberi kemanfaatan yang optimal bagi kemajuan masyarakat,” katanya.
Ashar Saputra menjelaskan kegiatan Forum Riset Industri Indonesia ke-7 tahun 2015 mengambil tema Akselerasi Kontribusi UGM Untuk Penguatan Daya Saing Bangsa Melalui Industri Manufaktur, Infrastruktur dan Teknologi Informasi. Ketiga bidang tersebut dinilai mempunyai peranan penting dalam penyelesaian masalah nasional yang menghambat kemajuan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
“Kerja sama riset industri di bidang infrastruktur, manufaktur dan teknologi informasi menjadi salah satu usaha untuk membangun inovasi dan penguasaan teknologi tepat guna untuk menguatkan daya saing bangsa di dunia internasional,” jelas Ashar.
Kegiatan Forum Riset Industri Indonesia ke-7 diisi dengan penandatanganan kerja sama antara UGM dan beberapa mitra. Diantaranya kerja sama UGM dengan PT. Tata Sarana Mandiri, UGM dengan PT. Wijaya Karya, UGM dengan PT. Wika Konstruksi dan UGM dengan PT Batara.
Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, berharap produk-produk riset pada Forum Riset Industri Indonesia ke-7 mampu memenuhi kebutuhan pasar. Dengan beberapa pemaparan dari para peneliti dan pameran setidaknya UGM telah memperlihatkan apa yang sudah berkembang hingga hari ini.
“Jika memungkinkan semua itu link dengan dunia industri,” ungkap Rektor.
Rektor menambahkan kegiatan Forum Riset Industri bertujuan memfasilitasi para peneliti dengan produk riset-riset unggulannya agar mampu meyakinkan dunia industri sebagai pembeli. Diakuinya, memproduksi massal hasil-hasil riset unggulan saat ini menjadi permasalahan bagi banyak perguruan tinggi.
Bersama Gubernur DIY, kata Rektor, UGM dan pemerintah daerah sedang menyiapkan teaching industri. Nantinya, produk-produk riset yang telah memiliki paten dan lisensi sedang dipersiapkan untuk diproduksi massal di Kulon Progo.
“Terutama riset di bidang IT, manufaktur dan agro. Salah produk IT UGM telah dipakai adalah e-payment untuk Transs Jakarta. Produk IT inipun dipakai untuk Trans Jogja, Solo dan ke depan akan ada di Bali dan salah satu kabupaten/ kota di Sumatra. Sementara untuk e-parking, produk IT ini sudah diterapkan di tiga lokasi parkir di Jakarta,” imbuhnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimulyono, yang turut hadir dalam kegiatan ini menegaskan riset-riset yang dihasilkan UGM diharapkan bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Karena itu, saya bersedia menjadi agen marketing dari UGM untuk bisa memasarkan produk-produk riset unggulan. Tidak hanya UGM, perguruan tinggi lain yang memiliki riset-riset unggulan saya siap menjadi marketingnya,” kata Menteri. (Humas UGM/ Agung)