
Peralihan musim kemarau menuju musim penghujan dengan kondisi cuaca ekstrim sangat rentan terhadap serangan penyakit. Perubahan cuaca panas tiba-tiba menjadi dingin mengakibatkan kondisi kesehatan menurun sehingga mudah terjangkit penyakit.
dr. Domas Fitria Widyasari, dokter Rumah Sakit (RS) UGM menyebutkan berbagai penyakit akibat virus maupun bakteri biasa menyerang saat musim pancaroba. Beberapa penyakit yang sering timbul adalah demam berdarah (DBD), ISPA, flu, diare, tifus, dan penyakit lain akibat virus, seperti cacar air dan campak. Sejumlah penyakit ini patut diwaspadai baik oleh orang dewasa maupun anak-anak.
Penyakit karena virus, kata dia, akan lebih mudah untuk berkembang biak saat peralihan musim. Dengan kondisi lingkungan yang lembab dan paparan sinar matahari yang mulai berkurang pertumbuhan virus akan berlangsung lebih cepat.
Ia menghimbau masyarakat untuk lebih waspada menghadapi musim pancaroba ini. Kondisi cuaca yang buruk harus diantisipasi dengan menjaga kondisi tubuh dengan baik agar terhindar dari berbagai penyakit yang berkembang di musim pancaroba.
“Jalani pola hidup sehat. Pastikan asupan makanan dan air putih yang cukup, serta istirahat agar kekebalan dan daya tahun tubuh tetap terjaga,” jelasnya, Rabu (11/11) di RS UGM.
Kepala Instalasi Rekam Medik RS UGM ini menyampaikan untuk kasus demam berdarah akan terus mengalami peningkatan hingga musim penghujan mendatang. Pasalnya, dengan intensitas curan hujan yang tinggi akan menimbulkan lebih banyak genangan air sebagai tempat berkembang biak nyamuk aedes aegypti.
“Untuk di RS UGM sendiri sudah terjadi peningkatan jumlah penderita DBD ini,” terangnya.
Domas menyebutkan pada bulan Oktober 2015 terdapat empat pasien DBD yang menjalani rawat inap di RS UGM. Sementara itu, hingga awal bulan November 2015 ini sudah ada tiga pasien DBD yang rawat inap.
“Waspadai penyebaran DBD karena akan semakin merebak di musim penghujan,” tuturnya.
Agar terhindar dari ancaman DBD, Domas mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Untuk menekan penyebaran penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk aedes aegypti sebagai vektor penyakit DBD. Pemberantasan sarang nyamuk dengan aksi 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur barang-barang yang bisa menampung air. (Humas UGM/Ika)