UGM bekerjasama dengan mitra pemberi beasiswa mengadakan Gathering guna mendukung kegiatan pembelajaran. Gathering digelar selama dua hari, 12-13 Nopember 2015 di UGM. Konsep Gathering UGM dengan Mitra Pemberi Beasiswa bertema “Bersama Mitra Kita Bangun Generasi Emas Melalui Program Beasiswa”. Sebanyak 80 donatur mengikuti kegiatan ini, seperti M. Ari Widawati dari Yayasan Bakti Tanoto serta Joseph dan Eri Pramono dari PT. Indofood Sukses Makmur.
Gathering diisi paparan bagaimana menyiapkan generasi masa depan dan seputar beasiswa oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med., Sc., Ph.D., serta Direktur Kemahasiswaan, Dr. Senawi, M.P. Sementara itu, tema tentang perencanaan dan pengembangan UGM kedepan disampaikan oleh Ir. Muhammad Sulaiman, M.T., Ph.D.
Direktur Kemahasiswaan UGM, Dr. Senawi mengungkapkan sebanyak 30 persen mahasiswa UGM berasal dari keluarga-keluarga miskin. Miskin sesuai kriteria Pendidikan Tinggi adalah penghasilan orang tua tidak lebih dari 3 juta rupiah. “Itulah batasan pemerintah, sehingga jika mengacu batasan ini maka di UGM ada 30,25 persen mahasiswa kategori Bidik Misi,” ujar Senawi, Kamis (12/11) sore.
Menurutnya, sebanyak 30,25 persen mahasiswa Bidik Misi ini tersebar di program diploma, S1 ataupun pascasarjana. Oleh sebab itu, banyak calon mahasiswa kemudian beramai-ramai memilih UGM karena dijuluki sebagai universitas kerakyatan. Mereka tidak berani memilih ke kampus lain, seperti UI atau ITB, karena menurut mereka biaya hidup di Jakarta atau Bandung mahal. Senawi menegaskan meskipun berasal dari keluarga miskin para mahasiswa UGM ini mampu menunjukkan prestasinya di kancah nasional maupun internasional.
“Ironisnya, pemerintah memberi gambaran 3 juta ke bawah adalah miskin. Data kami setelah kita jumlah ada 2.905 mahasiswa. Sementara itu pemerintah hanya mampu memberi beasiswa Bidik Misi sebanyak 820 mahasiswa,” paparnya.
Oleh karena itu, Senawi menilai peran para donatur sangat memberi arti bagi kelancaran proses belajar mengajar mahasiswa UGM. Sebagai kampus kerakyatan, UGM melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan mampu memutus rantai kemiskinan yang masih terjadi.
“ Tentu saja bukan hanya harapan orang Jawa, tapi sekali lagi 37 persen mahasiswa UGM berasal dari luar Jawa. Mereka pun berharap bisa memutus rantai kemiskinan,” imbuhnya.
Selain diisi paparan dari pimpinan universitas, Gathering juga dimeriahkan dengan jamuan makan malam dan sepeda bersama (Humas UGM/ Agung-Putri)