Mengingat berbagai hambatan dan kendala yang harus dihadapi mikroba di alam, ada usaha mikroba yang diintroduksi berbentuk mixed cultures. Tiap spesies mikroba mempunyai daya adaptasi berbeda terhadap berbagai faktor lingkungan, misalnya dengan adanya golongan asidofil sampai basofil, aerob hingga anaerob, maupun thermofil dan psokhrofil. Maka introduksi mixed cultures memiliki harapan keberhasilan lebih besar dibandingkan introduksi dalam bentuk single culture, karena spesies mikroba introduksi dalam bentuk single culture, karena spesies mikroba introduksi yang sesuai dengan lngkungan tertentulah yang aktif dan dominan. Hal tersebut dikemukakan Prof. Dr. Ir. Erni Martani saat menyampaikan pidato Pengukuhan Guru Besar dalam bidang Mikrobiologi pada Fakultas Pertanian UGM Sabtu, 19 Maret 2005 di Balai Senat UGM.
Dalam pidato berjudul “Mikroba dan Usaha Pelestarian Lingkungan”, ia mengungkapkan selain itu, ada kemungkinan mikroba introduksi membentuk suatu interaksi spesifik (misalnya sinergistik, komensalisme atau kometabolisme yang akan mempercepat dan menyempurnakan degradasi senyawa pencemar. “Terlepas dari spesies mikroba mana yang aktif dan mekanisme interaksi yang mungkin terjadi di antara spesies mikroba, penggunaan mixed culture mempunyai beberapa keuntungan; yaitu dapat dicapai sasaran ganda dalam sekali introduksi,” tutur Dosen Fakultas Pertanian UGM ini.
Seperti dikatakan wanita kelahiran Yogyakarta, 9 Maret 1954, pemanfaatan mikroba dan hasil aktivitas dalam pertanian antara lain sebagai pupuk dan pestisida hayati, bioremediasi serta inokulum kompos, diharapkan dapat mengurangi frekuensi aplikasi dan jumlah pupuk maupun pestisida kimia serta mampu membersihkan lingkungan dari pencemaran senyawa kimia pertanian. Selain itu, keberhasilan fitoremediasi lahan bekas tambang tidak dapat lepas dari peran mikroba rhizosfer. Introduksi mikroba untuk penyempurnaan proses pengolahan limbah industri ataupun rumahs akit, menghasilkan air buangan yang memenuhi baku mutu limbah, sehingga potensi timbulnya pencemaran karena limbah dapat dieliminasi. “Oleh sebab itu, pemberdayaan mikroba di berbagai bidang dapat menunjang usaha pelestarian lingkungan hingga diperoleh kondisi yang bersih dan aman begi kehidupan,” ujar Dosen Fakultas Pascasarjana UGM. (Humas UGM)