
Prevalensi persoalan kesehatan reproduksi pada pria mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Salah satunya adalah penurunan produksi hormon testosteron yang mengakibatkan infertilitas, gangguan seksual, gangguan metabolik, oestoporosis, maupun penuaan dini.
Pakar Andrologi, dr. Dicky Moch Rizal, Sp. And., AIFM., FIAS., yang juga dosen di Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran (FK) UGM menyebutkan kadar testosteron yang sangat rendah atau hipogonadisme yang terkait dengan hiperglikemia berkaitan dengan adanya peran Advance Glyation End Products (AGE) sebagai salah satu patofisiologi terjadinya diabetes mellitus. Paparan AGE dapat menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor AGE (RAGE) yang selanjutnya membentuk Ikatan AGE-RAGE.
Ikatan AGE-RAGE ini selanjutnya mengaktifkan sinyal pembentukan Nfkβ yang salah satu efeknya menyebabkan peningkatan ekspresi enzim siklooksigenase 2 (COX-2). Peningkatan enzim tersebut memicu terjadinya proses inflamasi yang berakhir dengan gangguan fungsi sel.
“Jika mengenai sel Ledydig akan mengakibatkan penurunan produksi testosteron,” jelasnya, Sabtu (21/11) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Kedokteran UGM.
Mempertahankan disertasi berjudul “Kajian Terhadap Ekspresi Receptor Advanced Glycation End Products (RAGE), Ekspresi Enzim Siklooksigenase-2 (COX-2) dan Kadar Testosteron, Dicky mengatakan bahwa salah satu komponen utama ekstrak kulit manggis yakni gamma mangostin diketahui memiliki efek anti inflamasi. Karenanya perlu pembuktian peran gamma mangostin dalam menghambat penurunan testosteron melalui penghambatan ekspresi RAGE serta COX-2. Selain itu juga paparan AGE dalam meningkatkan ekspresi RAGE, ekspresi COX-2 dan penurunan fungsi sel Leydig menghasilkan testosteron.
Dai penelitian terhadap kultur sel Leydig tikus Spargue Dawley jantan diketahui ekspresi RAGE bebas pada kelompok kultur sel Leydig yang tidak diinduksi AGE lebih tinggi dibandingkan kelompok kultur sel Leydig yang diinduksi AGE. Sedangkan kadar testosteron kelompok kultur sel Leydig yang tidak diinduksi AGE tidak menunjukkan perbedaan dengan kelompok yang diinduksi AGE.
Sementara itu, ekspresi COX-2 pada kelompok kultur sel Leydig yang tidak diinduksi AGE tidak memperlihatkan perbedaan dengan kelompok kultur sel Letdig yang diinduksi AGE. Selanjutnya ekspresi RAGE, (COX-2) dan kadar testosteron pada kelompok kultur sel Leydig yang diinduksi AGE saja tidak berbeda dengan kelompok kultur sel Leydig yang diinduksi AGE dan diinkubasi gamma mangostin. Demikian halnya ekspresi COX-2 pada kelompok kultur sel Leydig yang diinduksi AGE saja tidak menunjukkan perbedaan dengan kelompok kultur sel Leydig yang diinduksi AGE dan diinkubasi gamma mangostin. (Humas UGM/Ika)