UGM pada hari Senin, 25 April 2005 kembali meluluskan 1043 wisudawan/wisudawati Program Pasca Sarjana periode April tahun akademik 2004/2005 di Grha Sabha Pramana UGM. Dari 1043 lulusan terdiri atas 2 doktor, 1001 pemegang gelar magister lulusan dari 77 Program Studi Pascasarjana, 40 Spesialis Kedokteran dan Kedokteran Gigi.
Pada Wisuda Periode April 2005 ini jumlah lulusan yang mampu mencapai prestasi dengan predikat Cum-laude adalah 129 wisudawan dan wisudawati.
Dalam sambutannya, Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi mengemukakan bahwa di Indonesia saat ini sedang berlangsung peristiwa besar yaitu Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika yang dibuka secara resmi oleh Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki dan Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono pada hari Jum’at tanggal 22 April lalu. Sebanyak 87 negara telah menghadiri pertemuan tersebut.
“Dari segi jumlah negara yang hadir, terlihat adanya kemajuan yang amat besar dalam perjuangan bangsa-bangsa Asia dan Afrika dalam membebaskan diri dari penjajahan. Dalam waktu 50 tahun jumlah negara yang berhasil mencapai kemerdekaan telah meningkat sebanyak 200%,” ujar pak Rektor.
Pak Sofian juga mengungkapkan bulan depan, kembali pemerintah negara-negara berkembang ditekan untuk menandatangani kesepakatan tentang liberalisasi perdagangan jasa atau General Agreement on Trade in Services (GATS). Ada 12 bidang jasa termasuk dalam perjanjian tersebut antara lain, layanan kesehatan, teknologi informasi dan telekomunikasi, pendidikan dan pelatihan, serta bidang-bidang layanan lainnya. Pemerintah Indonesia nampaknya semakin tidak berdaya menghadapi tekanan dari negara Adi Kuasa, baik karena para pembuat kebijakannya sudah semakin terbius oleh fundamentalisme pasar ataupun karena “tekanan” negara Adi Kuasa dan lembaga-lembaga keuangan internasional. “Dalam menghadapi tekanan-tekanan tersebut, seharusnya segenap unsur bangsa, mendesak Pemerintah Indonesia agar selalu waspada dalam menghadapi tekanan-tekanan tersebut dan selalu berpegang pada peringatan Presiden Pertama RI ynag disampaikan 50 tahun yang lalu “….penjajahan tidak pernah mati, dia akn selalu muncul dengan baju baru …” Sekarang dan kedepan baju baru itu adalah globalisasi yang disertai semangat fundamentalisme pasar,” tutur pak Rektor.
Ditambahkan Prof. Sofian bahwa dalam konferensi pers yang diberikan oleh pimpinan bersama Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika, Presiden Thabo Mbeki dan Presiden Susilo Bambang Yudoyono, disampaikan kesepakatan bersama para Kepala Negara Asia dan Afrika untuk membentuk aliansi strategis guna memberantas kemiskinan. Tetapi, kita paham betul, bahwa kemiskinan tidak mungkin dapat dihapuskan selama hubungan antar negara maju dan negara miskin bersifat asimetris atau tidak adil. “Karena itu marilah kita himbau para pemimpin negara bangsa-bangsa Asia dan Afrika agar memperkuat komitment mereka untuk selalu waspada pada ncaman penjajahan, terutama dalam wujud globalisasi sebagaimana diperingatkan oleh Presiden Soekarno, lima puluh tahun yang lalu,” tegas pak Rektor. (Humas UGM)