• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Raih Doktor Usai Teliti Masyarakat Petani Dieng

Raih Doktor Usai Teliti Masyarakat Petani Dieng

  • 07 Desember 2015, 13:45 WIB
  • Oleh: Satria
  • 3256
  • PDF Version
Dr. Hery

Kentang masih dipandang sebagai “emas hijau” dan berhasil mengubah dataran tinggi Dieng serta mengubah nasib masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Sebagai kawasan pertanian yang berhasil menciptakan surplus ekonomi dan mampu menyerap tenaga kerja, ternyata tidak diimbangi dengan sistem ekonomi pertanian yang baik. Akibatnya, banyak petani yang terjebak dalam hutang dan berakibat pada penjualan lahan-lahan rumah petani. Fenomena ini mendapatkan perhatian dari Hery Santosa yang kemudian ia kupas dalam disertasinya dengan judul “Bertani itu Berjudi: Ketika Mekanisme Pasar Bias Spekulasi”.

Menurut Hery menanam kentang di kalangan petani Dieng dinilai dapat meningkatkan status sosial. Hal itu dibuktikan dengan terjadinya kenaikan yang meningkat dalam dua dekade terakhir, dari 200 hektar hingga 5000-an hektar. Bukan hanya itu, hampir separuh lahan-lahan di pegununan Dieng juga digunakan untuk produksi tanaman bahan baku obat. Kendati demikian, semua komoditas pertanian Dieng yang pernah mengalami kejayaan, pada akhirnya mengalami surut, baik karena alasan ekologi, sosial maupun ekonomi.

“Bagi pemerintah menganggap intensifikasi produksi kentang yang berlebihan dapat mengancam masa depan lingkungan di sana, namun bagi kalangan warga, perubahan yang dulu dipandang membawa kesejahteraan mulai dianggap menimbulkan problematika baru, seperti beban kredit yang semakin berat hingga kepemilikan lahan yang menyempit,” ungkap Hery dalam ujian doktor di Fakultas Ilmu Budaya, Sabtu (5/12).

Menurut Hery ledakan ekonomi kentang ternyata mampu merakit pasar sebagai sumber kekuatan semua aktor untuk berlomba-lomba mengejar keuntungan. Akhirnya, dapat dipahami jika kemudian para petani menganggap proses produksi kentang yang saat ini mengalami ketidakpastian dan juga semakin berisiko.

“Situasi inilah yang mendorong pertanian di Puncakwangi menjadi arena perjudian. Para petani berspekulasi untuk kembali meraih kejayaan di tengah-tengah kondisi agroekosistem yang sudah mulai merosot,” paparnya

Dalam penelitiannya Hery berhasil menemukan 4 faktor yang bekerja di balik praktik perjudian produksi. Pertama, keberhasilan petani merakit agroekosistem cepat menggantikan agroekosistem lambat yang sudah lama menjadi penopang ekonomi pegunungan. Kedua, ada kekuatan politik ekonomi yang memungkinkan terjadinya sentralitas peran pasar. Ketiga, adanya sistem  nilai yang cenderung mengaitkan produksi kentang dengan status sosial tertentu. Keempat, adanya ideologi yang memberi landasan keyakinan orang untuk berani menghadapi risiko (Humas UGM/Putri)

 

Berita Terkait

  • Membedah Religiusitas dan Rasionalitas Ekonomi Petani Muslim di Gunung Dieng

    Friday,02 February 2018 - 8:54
  • Teliti Hutan Pegunungan Dieng, Nur Sumedi Raih Doktor

    Tuesday,23 November 2010 - 14:53
  • Mantan Sekda Bantul Raih Doktor Usai Teliti Pengelolaan Air Petani

    Thursday,20 February 2014 - 14:42
  • Teliti Sistem Saraf Otonom, Dosen FK Raih Doktor

    Monday,02 December 2013 - 14:55
  • Raih Doktor Usai Meneliti Kompetensi Petani Fasilitator

    Saturday,10 September 2016 - 16:26

Rilis Berita

  • UGM Gelar Sosialisasi MSIB Batch 3 30 June 2022
    Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Batch 3 telah dibuka. Untuk mendukung program te
    Satria
  • Bupati Kulon Progo Kunjungi Field Research Center UGM di Kulon Progo 30 June 2022
    Bupati Kulon Progo beserta jajaran mengunjungi Field Research Center (FRC) UGM di Kulon Progo, Ra
    Satria
  • Perubahan Perilaku Masyarakat Kunci Utama Pengendalian Penyakit Tular-Vektor 30 June 2022
    Peningkatan laju urbanisasi dan pesatnya globalisasi, termasuk perjalanan dan perdag
    Ika
  • Guru Besar Farmasi UGM Jelaskan Penggunaan Ganja Untuk Medis 30 June 2022
    Ganja medis ramai diperbincangan dalam beberapa waktu terakhir setelah viralnya serorang ibu deng
    Ika
  • Pustral UGM Selenggarakan Webinar Transisi Menuju Circular Economy 30 June 2022
    Supply chain atau rantai pasok merupakan jaringan antara perusahaan dan pemasoknya untuk
    Agung

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual