Sebanyak 40 stan makanan turut meramaikan Festival Pangan dan Kuliner Nusantara yang berlangsung Selasa (8/12) di sepanjang boulevard UGM. Kuliner yang dijajakan dalam festival ini merupakan makanan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari kerak telur khas Betawi, nasi jinggo Bali, hingga sambal ikan roa khas Manado. Produk yang dijual ada yang berupa makanan siap saji, penganan ringan, ataupun produk kemasan buatan berbagai UMKM. Sejak dibuka pada pukul 09.00 WIB, festival ini langsung ramai oleh pengunjung, baik mahasiswa maupun masyarakat umum.
Festival pangan dan kuliner ini digelar bersamaan dengan lomba serta talkshow terkait pangan dan kuliner nusantara yang melibatkan peserta dari Dharma Wanita se-DIY. Talkshow yang berlangsung di University Club UGM menyajikan beberapa hasil riset para peneliti dari UGM terkait sumber daya pangan lokal serta turut menghadirkan pengusaha kuliner lokal. Kegiatan ini diadakan untuk menambah wawasan para peserta mengenai potensi pangan nusantara yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan agar masyarakat tidak bergantung kepada produk makanan impor. Sementara itu, lomba kuliner nusantara memperlombakan kreasi makanan daerah untuk keluarga dengan memanfaatkan produk-produk hasil pertanian lokal.
Rangkaian acara yang menjadi bagian dari perayaan Dies Natalis UGM ke-66 ini selain bertujuan untuk memperkenalkan kuliner dari berbagai daerah serta memopulerkan makanan tradisional, juga mengangkat isu mengenai kedaulatan pangan Indonesia. Hal ini sejalan dengan misi UGM untuk memberdayakan seluruh potensi keunggulan sumber daya lokal sehingga mampu berkontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa, yang menjadi latar belakang dari penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam menyambut Dies Natalis ke-66 tahun ini. (Humas UGM/Gloria)