
Rangkaian Dies Natalis UGM ke-66 diadakan pengajian akbar bersama KH. Hasyim Muzadi, Kamis (17/12) di Balairung UGM. Ketua Panitia Dies Natalis UGM ke-66, Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., mengatakan tujuan dari terselenggaranya pengajian akbar ini untuk menumbuhkan jiwa spritual yang segar untuk kalangan civitas akademika UGM. Ali Agus mengatakan rangkaian agenda Dies UGM ini terdiri dari berbagai bidang, mulai dari bidang akademik, seni, budaya, olahraga dan spritual. “Nantinya kita tidak hanya memperoleh badan yang segar tapi pikiran juga segar,” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prof. Dr. Suratman menyampaikan pengajian ini terselenggara atas rasa syukur UGM dengan capaian-capaian yang berhasil diraih hingga sekarang. Sebagai kampus Pancasila, kampus perjuangan dan pusat kebudayaan, UGM memiliki tugas untuk menanamkan nilai-nilai budi luhur pada seluruh civitas akademika.
“Setiap tahun UGM menghasilkan lulusan hingga 9000 alumni. Para alumninya banyak yang menjadi pemimpin negara. Untuk itu, tugas utama UGM mendidik calon pemimpin bangsa yang luhur, serta UGM jadi sebuah lembaga ilmu yang mencetak kebaikan bersama, menjaga keimanan,” harapnya.
Pada kesempatan itu, K.H Hasyim Muzadi menyampaikan beberapa hal, terutama mengenai peran ilmu. Menurutnya, Ilmu telah jelas terurai dalam Al-qur’an yang terkandung pada ayat Al’Alaq ayat satu yang berbunyi Iqro’ biismirabbikal-ladzii khalaq (a) yang artinya bahwa bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Itu artinya tuntunan untuk seorang membaca, juga harus diikuti dengan rasa sadar dan ingat terhadap maha agung Allah SWT. Dengan begitu, manusia akan terhindar dari arogansi keilmuan.
Fenomena yang berkembang sekarang ini, manusia cenderung asyik dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan hingga melupakan esensi dasar dari ilmu pengetahuan. Akibatnya, manusia menjadi lupa terhadap ilmu agama dan menjadi asyik dengan dunia sendiri. Pesan yang ingin disampaikan oleh KH. Hasyim Muzadi, yaitu civitas akademika UGM tetap memiliki pondasi keagamaan yang kuat dan jiwa spiritual yang tinggi, tidak serta merta melupakan agama yang sesungguhnya adalah sumber dari ilmu-ilmu itu.
“Lalu karena jurusan kuliahnya ilmu fiqih selanjutnya pahala dan kebaikan menumpuk di sana? Kemudian yang ada di jurusan Kimia, contohnya, sebagai ladang dosa begitu? Bukan seperti itu. Semua bersumber dari ajaran agama,” kata Hasyim (Humas UGM/Putri)