Bahasa dan masyarakat mempunyai hubungan timbal balik. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh dinamika masyarakat penuturnya. Demikian pula perkembangan masyarakat penutur berpengaruh terhadap perkembangan bahasa. Termasuk pada bahasa Jerman dan bahasa Indonesia yang terus berkembang sejalan dengan masyarakat penuturnya.
Drs. Sulis Triyono, M.Pd., dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni UNY, mengatakan bahwa bahasa Jerman dan bahasa Indonesia mempunyai bentuk lingual yang dapat digunakan mengungkapkan jenis gender seperti dalam bahasa-bahasa lainnya. Dalam kedua bahasa ini terdapat bentuk lingual penanda gender ditinjau dari berbagai tataran linguistik seperti morfologi, sintaksis, dan leksikon.
“Munculnya bentuk lingual penanda gender dalam bahasa Jerman dan bahasa Indonesia didasarkan pada gender gramatikal,”jelasnya, Selasa (29/12) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM.
Mempertahankan disertasi berjudul “Satuan Lingual Penanda Gender Dalam Bahasa Jerman dan Indonesia”, Sulis mencontohkan dalam tataran morfologi, terdapat bentuk lingual penanda gender dalam bahasa Jerman, yaitu morfem {-θ}penanda gender maskulin dan {-∂}penanda feminim. Sementara dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk lingual berupa morfem {-a}sebagai penanda gender maskulin dan morfem {-i} penanda gender feminim.
Bahasa Jerman dan bahasa Indonesia memiliki persamaan dari bentuk lingual. Lingual penanda gender pada kedua bahasa tersebut sama-sama berasal dari unsur serapan bahasa asing. Persamaan bentuk lingual itu ditandai oleh morfem pada posisi penultima. Morfem tersebut dapat membedakan jenis gender.
“Pada bahasa Jerman terdapat tiga jenis gender, yakni maskulin, feminim, dan netral untuk bahasa Jerman. Sedangkan dalam bahasa Indonesia morfem dapat menandai jenis gender maskulin dan feminim,”paparnya.
Ditambahkan Sulis, semua nomina dalam bahasa Jerman memiliki penanda gender. Sementara pada bahasa Indonesia tidak semua nomina mempunyai penanda gender, seperti pada tataran sintaksis. (Humas UGM/Ika)