Mendung duka kembali menyelimuti UGM. Salah satu putera terbaiknya, Prof. Dr. Mubyarto telah dipanggil Kehadirat Illahi pada hari Selasa, 24 Mei 2005. Prof. Mubyarto meninggal di RS. Dr. Sardjito setelah mendapat perawatan karena sakit jantung. Ekonom kerakyatan yang membidangi konsep ekonomi pencasila ini meninggal dalam usia 67 tahun.
Almarhum meninggalkan seorang istri, Sri Hartati Widajati dan empat putra, Andijanto Hidayat, Tantiarini Hidayat, Satriyantono Hidayat dan Dadit Gunarwanto Hidayat. Berbagai anugerah tanda jasa pernah beliau terima diantaranya, Anugerah IPTEK (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) tahun 1971, Anugerah Bintang Jasa Utama (Presiden) tahun 1994, Anugerah Bintang Mahaputra Utama (Presiden) tahun 1997, Anugerah Satya Lencana Pembangunan Koperasi (Presiden) tahun 1998 dan Bung Hatta Award (Universitas Bung Hatta) tahun 2001.
Selain sebagai dosen dan Guru Besar Fakultas Ekonomi UGM (1959-2003), almarhum pernah bertugas sebagai Asisten Menteri Perdagangan pada tahun 1968-1973. Sebagai Kepala Pusat Penelitian Pembangunan Pedesaan dan Kawasan UGM (1983-1994), Anggota MPR (1987-1999), Asisten Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (1993-1998), Staf ahli Menko Ekuin Bidang Pemerataan Pembangunan dan Penanggulangan Kemiskinan (1993-1998) dan sejak tahun 2002 sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila (PUSTEP UGM) hingga akhir hayat beliau.
Dalam sambutan Prof. Ir. Boma Wikan Tyoso, Ph.D selaku Ketua Majelis Guru Besar UGM, sekaligus atas nama Rektor beserta keluarga dan segenap civitas kademika UGM, mengungkapkan kalangan Pendidikan Tinggi terutama dalam bidang Ekonomi, sangat kehilangan dengan berpulangnya Almarhum menghadap Allah SWT. Almarhum dikenal dikalangan masyarakat luas sebagai pakar ekonomi kerakyatan. “Dengan latar belakang keahlian bidang ekonomi pertanian, almarhum dikenal pula gigih memberikan sumbangan pemikiran berbentuk perumusan kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan”, ungkap Prof. Boma.
Menurutnya, dikalangan pada dosen, almarhum dipandang selalu menekankan betapa penting penelitian atau riset itu bila ingin menjadi dosen yang baik. “Untuk mampu memberikan kualitas yang baik kepada para mahasiswa, menurut pandangan almarhum, harus disertai dengan melakukan banyak penelitian yang sesuai dengan bidang keahliannya,” tutur Prof. Boma.
Oleh karena itu, keteladanan almarhum semoga dapat diwariskan terutama kepada putra-putri didiknya, sehingga perkembangan jasa almarhum tetap berkelanjutan. Almarhum Prof. Mubyarto merupakan sosok yang pantas diteladani baik dalam kecakapan maupun dalam berperilaku sehari-hari, dalam menjalankan tugas kewajibannya selalu bekerja dengan sungguh-sungguh dan berdisiplin. “Sehingga, tidak akan terlupakan karya-karya ilmiahnya yang telah dipublikasikan dan beredar di kalangan masyarakat luas,” kenang Prof. Boma.
Disamping Mantan Wapres RI, Tri Soetrisno nampak hadir melayat Franz Seda, Prof. Koesnadi, Prof. Teuku Jacob, Prof. Soempono, Rektorat, Ketua dan para anggota MWA, MGB, SA dan Fakultas-fakultas di lingkungan UGM. (Humas UGM)