Yogya, KU
Penyakit demam berdarah diperkirakan akan merebak dalam dua bulan ke depan seiring dengan masuknya musim penghujan di wilayah DIY. Sehingga diperlukan kewaspadaan bersama dari masyarakat dan saatnya mengintensifkan pemberantasan sarang nyamuk.
“Diperkirakan penyakit demam berdarah merebak setelah satu bulan hujan tiba setelah jentik nyamuk berkembang biak. Populasi nyamuk akan merebak di bulan Januari-Februari,†kata Prof Sutaryo, Ketua Pokja Penanggulangan Demam Berdarah RS Dr Sardjito, Yogyakarta, Kamis (8/11) di Kampus UGM.
Menurut Sutaryo, wilayah padat pemukiman seperti di perkotaan Yogyakarta dan kabupaten Bantul disebutkan merupakan wilayah yang memiliki potensi tinggi adanya wabah demam berdarah. Tingginya angka jumlah penduduk juga rendahnya kesadaran masyarakat di masing-masing wilayah perlu ditingkatkan untuk antisipasi merebaknya wabah.
“Bantul merupakan daerah yang perlu mewaspadai serangan demam berdarah karena rendahnya angka bebas jentik di tahun lalu,†ujarnya.
Sutaryo menjelaskan, indikasi demam berdarah bisa dikenali jika penderita mengalami demam lebih dari empat hari secara terus menerus. Disarankan jika ditemukan pada anak maupun orang dewasa, mengalami gejala demam selama empat hari berturut-turut tanpa disertai oleh gejala pilek dan batuk perlu waspada dan disarankan segera memeriksakan diri ke dokter.
“Indikasinya panas 1-3 hari perlu dicurigai ada demam berdarah atau tidak. Gejala lain mual, pusing lalu lemas. Apalagi kalau tidak ada batuk pileknya, itu perlu dicurigai. Segera periksakan ke dokter,†ujar Sutaryo.
Penggunaan parasetamol, diakui Sutaryo paling baik untuk menurunkan demam. Sebaliknya, tidak boleh menggunakan salisilat. Minum yang banyak juga membantu untuk menurunkan demam.
Guru besar Fakultas Kedokteran UGM ini menegaskan penyakit yang disebabkan oleh virus dan penularan lewat gigitan nyamuk ini belum ada obatnya. Untuk mengantisipasinya dilakukan program pemberantasan nyamuk dengan pengasapan dan diikuti pembersihan sarang nyamuk agar telurnya juga mati.
“Demam berdarah itu tak saja menyerang anak-anak. Orang dewasa juga bisa kena. Apalagi kini belum ada obatnya. Dengue tipe tiga ini masih prominen di Indonesia,†ujarnya. (Humas UGM)