• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Belajar dari Kyoto Dalam Membangun Industri Pariwisata Berbudaya

Belajar dari Kyoto Dalam Membangun Industri Pariwisata Berbudaya

  • 08 Januari 2016, 11:58 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 6075
Suasana Seminar di Ndalem Natan

Pada akhir abad ke-20 industri pariwisata telah mengambil porsi sebesar 10,2% dari total produksi bruto dunia. Dengan 240 juta orang terlibat di dalamnya, sejak era tersebut maka skala industri ini telah berkembang secara signifikan. Hari ini, konsumsi pariwisata memberi kontribusi sebesar 10% dari total konsumsi dunia.

“Bagi kota wisata bersejarah, termasuk Yogyakarta, menyeimbangkan pengaruh industri pariwisata dengan strategi pembangunan yang berkelanjutan menjadi tantangan bagi masyarakat serta pemerintah. Konsentrasi turis dan pembangunan industri pariwisata di kota bersejarah berpotensi membawa berbagai permasalahan,” ujar Prof. Dr. Yoshifumi Muneta dalam Tourism Heritage Seminar 2016, Kamis (7/1) malam di Ndalem Natan, Kotagede. Mengambil Kyoto sebagai studi kasus, dalam seminar yang diadakan Pusat Studi Pariwisata UGM bersama Jogja Heritage Society ini ia membawakan materi terkait pembangunan dan perubahan pariwisata di Kyoto dalam konteks pelestarian dan revitalisasi Kyoto sebagai kota bersejarah.

Seiring dengan pergeseran industri Jepang dari perekonomian berbasis bisnis manufaktur ke perekonomian berbasis perdagangan dan jasa, industri pariwisata menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Meski memiliki potensi yang besar sebagai penggerak ekonomi nasional, pertumbuhan industri pariwisata menimbulkan ancaman terhadap kelestarian situs-situs yang menjadi aset budaya dan sejarah.

Dalam membangun industri pariwisata, kebijakan yang diambil pemerintah Jepang berfokus pada 3 hal, yaitu untuk memindahkan pusat pariwisata dari situs bersejarah ke fasilitas-fasilitas komersial, mengubah gaya wisata tamasya menjadi kegiatan yang lebih partisipatif dengan pengenalan terhadap etika dan filsafat budaya Jepang, serta melibatkan wisatawan ke dalam kehidupan sehari-hari warga lokal agar mereka dapat mendapatkan pengalaman yang lebih dekat, dan di saat yang sama mereka turut memajukan kehidupan warga lokal. Melalui kebijakan ini pemerintah dapat melindungi situs-situs bersejarah namun tetap mendorong komersialisasi kota melalui alternatif wisata yang lebih modern.

Yogyakarta, menurut Yoshifumi, terus berkembang sebagai kota wisata. “Terakhir kali saya mengunjungi Yogyakarta beberapa tahun yang lalu, suasananya sangat berbeda. Sekarang menjadi lebih ramai, dan kotanya banyak berubah,” jelas pengajar di Departemen Desain Lingkungan, Kyoto Prefectural University ini.

Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM, Dr. Ir. Djoko Wijono, M.Arch., menyambut baik penyampaian Yoshifumi untuk menjadikan pelajaran bagi pembuatan kebijakan pembangunan pariwisata di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. “Kyoto dan Yogyakarta sebagai sister city diharapkan dapat terus menjalin hubungan yang baik dan bekerja sama,” ujarnya. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Dewan Pendidikan Kyoto Kunjungi UGM

    Friday,26 November 2004 - 15:34
  • Beasiswa Kyoto Sangyo Untuk Mahasiswa UGM Korban Gempa

    Tuesday,29 August 2006 - 11:11
  • Pariwisata Warisan Budaya Kian Diminati Masyarakat Global

    Wednesday,08 December 2010 - 10:22
  • Kepatuhan Jalankan Protokol Kesehatan Kunci Tarik Kepercayaan Wisman

    Thursday,02 July 2020 - 15:59
  • Protokol Kyoto Tidak Berjalan Efektif

    Wednesday,31 March 2010 - 16:06

Rilis Berita

  • Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada Jalin Kerja Sama 31 March 2023
    Universitas Kristen Petra dan Universitas Gadjah Mada mempererat kerja sama. Keduanya sepakat bek
    Agung
  • Mahasiswa FEB UGM Juarai Kompetisi Bisnis Asia Pasifik 2023 31 March 2023
    Tim Gama Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM berhasil menyabet gelar juara pertama dalam
    Ika
  • FTP UGM Luncurkan 3 Buku Ragam Kudapan Nusantara 31 March 2023
    Ragam kuliner Indonesia yang terdiri atas minuman, makanan utama, lauk-pauk, penyerta dan pelengk
    Agung
  • UGM dan BPJS Ketenagakerjaan Jalin Kerja Sama Peningkatan Kompetensi SDM 31 March 2023
    Universitas Gadjah Mada dan BPJS Ketenagakerjaan melaksanakan penandatanganan perjanjian kerja sa
    Gusti
  • Penerimaan Mahasiswa Baru UGM Jalur Prestasi Dibuka Hingga 12 April 31 March 2023
    Pendaftaran penerimaan mahasiswa baru UGM jalur Penelusuran Bibit Unggul (PBU) at
    Gloria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual