Direktur Eksekutif Human Capital Bank Muamalat, Drs. Awaldi, MBA, dalam pidato ilmiah yang disampaikan pada perayaan Dies Fakultas Psikologi UGM, Senin (11/1), mengungkapkan pentingnya peranan superioritas dalam pengelolaan sumber daya manusia. Menurutnya, pengeloaan SDM yang superior bukan dilihat dari seberapa bagus program SDM dan framework yang dijalankan, namun berhasil dan tidaknya mendorong loyalitas, kualitas dan produktivitas karyawan. “Di lingkungan perusahaan saat ini banyak ditemukan krisis loyalitas dan produktivitas karyawan,” ujar alumnus Psikologi UGM ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Awaldi sebelum ia bergabung dengan Bank Muamalat, dia menyebutkan rata-rata 2/3 atau 66 persen karyawan di sebuah perusahaan berpikir untuk pindah bekerja ke perusahaan lain. Padahal, mereka yang berpikir untuk pindah tempat bekerja, 40 persen diantaranya merupakan karyawan yang berkualitas dan potensial bagi perusahaan, “Mereka berpikir karirnya mentok apabila tetap bekerja di perusahaannya sekarang ini,” katanya.
Awaldi mengatakan perusahaan sebaiknya menempatkan karyawan tak ubahnya sebagai investor yang memiliki ‘modal’ berupa keahlian, pendidikan, dan attitude. “Sebagai investor, karyawan berhak menentukan untuk menanamkan modal yang dimilikinya, apakah di perusahaan tempat ia bekerja sekarang ini atau di perusahaan lain. Karena terkait soal pendapatan, karir atau peluang lainnya,” ujarnya.
Menurutnya, tugas dari bagian SDM untuk bisa mengelola agar karyawan menjadi optimal dan produktif. Selama ini pengelolaan SDM di banyak perusahaan lemah dalam desain program SDM, lemahnya tingkat implementasi program dan kualitas manajer SDM yang kurang mumpuni.
Sementara Dekan Fakultas Psikologi UGM, Supra Wimbarti, M.Sc., Ph.D., menegaskan sumber daya manusia merupakan pilar utama dalam pencapaian sebuah organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas akan membawa organisasi pada keunggulan baik secara komparatif maupun secara kompetitif. Sumber daya manusia di Fakultas Psikologi UGM, kata Supra, didorong untuk memiliki kompetensi yang tinggi, etos kerja yang kuat, kerja sama antara individu dan antar unit yang kokoh, dan terdapat sinergi antara nilai dan tujuan pribadi dengan nilai dan tujuan organisasi.
Fakultas Psikologi UGM saat ini memiliki dosen yang berjumlah 66 orang. Dari 66 dosen tersebut, 12 dosen diantaranya sudah berpangkat Guru Besar, 32 orang bergelar doktor dan 32 orang master serta dua orang bergelar sarjana. “Dosen yang berpendidikan master akan terus didorong untuk mengembangkan kualifikasi keilmuan ke jenjang pendidikan doktoral,” ujar Supra dalam pidato Laporan Dies Fakultas Psikologi UGM ke-51 yang berlangsung di ruang G-100 Fakultas Psiokologi UGM.
Dalam laporannya, Supra mengatakan kinerja penelitian dan publikasi dosen menunjukkan peningkatan. Apabila sebelumnya jumlah penelitian hanya 45 judul yang dilakukan 24 dosen, namun 2015 lalu meningkat menjadi 51 judul dan dilaksanakan oleh 33 orang dosen. “Atmosfer penelitian di Fakultas Psikologi semakin baik dengan jumlah penelitian dan jumlah dosen yang terlibat semakin banyak,” katanya.
Untuk pengembangan penelitian para dosen ini, tambahnya, Fakultas Psikologi telah melakukan kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional untuk melakukan penelitian E-literacy berbasis keluarga yang melibatkan provinsi di wilayah 3T dengan 50 desa. Selain kerja sama dengan pihak lain, seperti Departement of Global Health and Social Medicine dan Harvard Medical School dalam penelitian kesehatan reproduksi.
Supra sempat menyinggung rencana pihak Fakultas untuk mengembangkan ranah keilmuan psikologi yang diajarkan ke mahasiswa dengan menggabungkan ilmu psikologi dunia dan psikologi Indonesia. “Tidak hanya salah satunya. Sudah waktunya kita berani menentukan psikologi yang menjembatani antara internasional dan lokal,” terangnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)