• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Kreativitas dan Inovasi Berkontribusi Mempertahankan Tradisi Batik Pekalongan

Kreativitas dan Inovasi Berkontribusi Mempertahankan Tradisi Batik Pekalongan

  • 12 Januari 2016, 14:25 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 7104
Kreativitas dan Inovasi Berkontribusi Mempertahankan Tradisi Batik Pekalongan

Pekalongan dikenal sebagai sentra produksi batik yang telah tumbuh sejak abad ke-19. Bahkan, pada dekade tahun 2000 sekitar 70 persen pasokan batik di Indonesia berasal dari Pekalongan. Di Pekalongan, usaha batik memiliki kontribusi besar dalam memberikan kesejahteraan masyarakat, menyediakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

Dosen sejarah UNDIP, Dra. Chusnul Hayati, MS.,  mengatakan bertahannya usaha batik di kota Pekalongan disebabkan karena adanya modal sosio kultural yang produktif di dalam masyarakat. Modal sosial itu antara lain adalah kreativitas dan inovasi ekonomi, didukung teknologi serta artistik dalam mempetahankan perkembangan usaha batik. Masyarakat kota Pekalongan, kata Chusnul, memiliki sifat terbuka dan adaptif yang mendorong mereka mudah mengadopsi pengaruh-pengaruh dari luar dalam pembuatan motif dan tata warna batik. ''Sifat adaptif melapangkan kerja sama dan pemasaran dengan berbagai negara sehingga mengantarkan batik Pekalongan mendunia,'' kata Chusnul dalam ujian terbuka promosi doktor di FIB UGM, Selasa (12/1).

Penelitian Chusnul yang khusus melakukan riset perkembangan usaha batik di kota Pekalongan dari tahun 1950-an hingga tahun 2000, menyebutkan proses sosialisasi dan regenerasi usaha batik di Pekalongan berlangsung cukup efektif dalam lingkungan keluarga untuk mempertahankan usaha batik sebagai usaha keluarga. ''Keluarga merupakan unit sosial dan ekonomi untuk melakukan transformasi keahlian teknis dan keterampilan mengelola sebuah usaha guna memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,'' katanya.

Meski demikian, usaha batik di Pekalongan sempat mengalami pasang surut. Pada tahun 1975 terjadi kemerosotan usaha batik. Dari 1300 unit industri kerajinan batik lalu merosot menjadi 257 unit akibat membanjirnya tekstil motif batik dari Jakarta. Namun, pada tahun 1980-an, pengusaha batik di Pekalongan melakukan inovasi produksi teknik membuat batik tulis dengan bahan sutera. Bahkan, produk batik sutera ini mampu menembus pasar internasional. ''Kehadiran batik sutera mampu mengangkat kembali peningkatan batik tradisional,'' terangnya.

Usaha batik di Pekalongan setelah itu mengalami gairah kembali dengan tampilnya pengusaha muda dan meningkatnya peranan museum batik sebagai pusat budaya batik dan transformasi budaya batik serta berkembangnya promosi serta strategi pemasaran.

Menurut Chusnul, bertahannya unit usaha batik Pekalongan sampai pada generasi berikutnya dikarenakan terdapat pola pewarisan usaha kepada salah seorang anak atau beberapa anak. Selain itu,  keberhasilan regenerasi tradisi membatik juga didukung oleh faktor lingkungan keluarga dan sosial. ''Transformasi dan regenerasi ini menjadi salah satu modal sosial yang penting dalam mempertahankan usaha batik,'' pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Mendiknas Buka PIMNAS XXIII

    Thursday,22 July 2010 - 14:49
  • UGM Hadirkan Ragam Batik Tanah Air di Festival Batik Nusantara

    Monday,09 December 2019 - 11:39
  • Butimo, Inovasi Mesin Batik Tulis Karya Peneliti UGM

    Thursday,29 August 2019 - 12:13
  • Penyerap Limbah Logam Berat Dari Cangkang Telur Inovasi Mahasiswa UGM

    Monday,16 July 2018 - 16:04
  • Tim PKM PI UGM Ciptakan Alat Pengering Kain Batik Saat Cuaca Tak Menentu

    Tuesday,24 August 2021 - 6:59

Rilis Berita

  • Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo Meninggal Dunia 03 June 2023
    Keluarga Besar Universitas Gadjah Mada berduka atas meninggalnya salah satu guru besar terbaiknya
    Satria
  • Membangun Kemandirian dan Pengembangan Wisata Melalui Desa Binaan HMP UGM 03 June 2023
    Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (HMP UGM) melalui Bidang Aksi Sosial (Aks
    Satria
  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual