Pengobatan dengan metode chiropractic dalam beberapa waktu terakhir ramai diperbincangkan semenjak kasus meninggalnya Allya Siska Nadya (33) usai menjalani terapi tersebut. Allya menjalani terapi untuk menghilangkan rasa nyeri di punggung bagian kiri.
Dokter bedah ortopedi dan tulang belakang Fakultas Kedokteran (FK) UGM, dr. Tedjo Rukmoyo, Sp. OTSpine(K)., menuturkan penanganan gangguan tulang belakang tidak bisa dilakukan sembarangan. Sebelum melakukan penanganan pada tulang belakang, pasien sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter yang memiliki kompetensi, yaitu dokter bedah ortopedi.
“Sebaiknya dikonsultasikan ke dokter dulu untuk mencari penyebab sakitnya,” jelasnya, Selasa (12/1) saat di temui di Bagian Ilmu Bedah Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) FK UGM.
Penyebab sakit dapat diketahui melalui pemeriksaan fisik dan penunjang seperti rontgen, MRI, CTScan, dan laboratorium. Hasil pemeriksaan tersebut menjadi penentu tindakan medis berikutnya.
“Setelah diperoleh diagnosis terkait hasil pemeriksaan tersebut, dokter dapat menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Apakah butuh fisioterapi atau penanganan lainnya seperti chiropractic,” terang Tedjo yang juga bekerja di RSUP Dr. Sardjito, RS Panti Rapih, dan RS Bethesda ini.
Tedjo mengatakan terapi chiropractic ini tidak termasuk dalam ilmu kedokteran, tetapi merupakan pengobatan tradisional. Keahlian chiropractic bisa diperoleh melalui kursus-kursus atau sekolah chiropractic. Di Amerika Serikat pengobatan jenis ini banyak dilakukan. Namun demikian, pelaksanaannya telah diatur oleh pemerintah. Selain itu, dilakukan di bawah naungan bagian orthopedi rumah sakit.
“Di Indonesia belum ada regulasi yang mengatur parktik ini. Sementara banyak tumbuh menjamur klinik-klinik yang menjalankan chiropractic memberikan terapi keluhan tulang belakang,” katanya.
Padahal, kata Tedjo, penanganan keluhan tulang belakang tidak bisa dilakukan secara serta-merta tanpa rekomendasi dokter ahli. Pasalnya, kesalahan penanganan keluhan pada pasien dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Seperti pada kasus Allya Nadya Siska yang menjalani chiropractic.
“Yang terjadi mungkin terapis tidak mengetahui riwayat penyakit pasien dan terapi yang dilakukan tidak tepat,” katanya.
Chiropractic merupakan metode terapi untuk mengoreksi gangguan pada tulang belakang. Terapi ini ditujukan untuk merelaksasi otot, menghilangkan kaku dan nyeri pada tulang belakang. (Humas UGM/Ika)