Jumlah psikolog di Indonesia masih terbatas. Hingga kini jumlah psikolog belum mampu memenuhi minimal kuota standar kesehatan yang ditetapkan WHO. Keberadaan psikolog dibandingkan dengan jumlah penduduk masih di bawah rasio ideal, yakni 22:100 ribu. Sementara, saat ini Indonesia dengan penduduk sekitar 241 juta jiwa baru memiliki sekitar 365 psikolog klinis.
Prihatin atas fenomena itu, sekelompok mahasiswa UGM berupaya mencari solusi untuk membantu mengatasi kekurangan tenaga psikolog ini. Mereka membuat layanan konsultasi psikologi online yang dapat dimanfaatkan dengan gratis. Melalui laman pijarpsikologi.org ini masyarakat dapat berkonsultasi mengenai berbagai persoalan maupun keluhan yang dirasakan.
Pijar Psikologi ini berhasil masuk sebagai 16 besar dalam kompetisi dunia “Global Innovation Trought Science and Technology (GIST) dari 800 peserta yang berasal dari 79 negara di seluruh dunia. Selain itu, mereka juga berhasil meraih juara III dalam kompetisi Stratup di Surabaya beberapa waktu lalu.
Dibuat oleh 10 mahasiswa Fakultas Psikologi dan Fakultas Teknik UGM, yaitu Regisda Machdy Fuadhy, Aulia Kusuma Wardani, Nurul Aisya Beryllia, Sadida Fatin Aruni, Anggrelika P Krestaryaningwidhy, Reno Prasasto, Annisa Azzahra Santifera, Clara Shinta Rosari, Maharany Firdhausya, dan Adyotasalma Danurasti.
Presiden Pijar Psikologi, Regisda Machdy, berharap adanya website pijarpsikologi.org ini dapat menghubungkan psikolog dan klien tanpa batasan ruang dan waktu. Melalui laman ini klien dapat bertanya ataupun melakukan konsultasi terkait permasalahan yang tengah dihadapi.
“Sebenarnya di masyarakat kita banyak yang membutuhkan layanan konsultasi psikologis, tetapi masih saja ada yang merasa malu dan takut untuk datang ke psikolog. Untuk itu kita kembangkan layanan konsultasi online ini,” jelasnya, Kamis (14/1) di Kampus UGM.
Regis, begitu dia biasa disapa, mengungkapkan meskipun telah banyak dikembangkan layanan konsultasi serupa, tetapi beberapa layanan tidak dikelola secara berkelanjutan, misalnya hanya untuk penelitian disertasi ataupun tesis. Sementara beberapa lainnya, layanan konsultasi online sifatnya berbayar.
Layanan ini telah dirintis sejak 2014 silam dan dirilis secara resmi di awal tahun 2015. Dalam awal berdirinya, diperkuat dengan 14 psikolog. Namun, saat ini Pijar Psikologi telah memiliki 21 psikolog yang bergabung secara sukarela untuk memberikan kontribusi dalam memberikan layanan konsultasi online. Selain itu, juga diperkuat 69 mahasiswa psikologi dari beberapa universitas di Indonesia yang secara rutin mengisi artikel seputar psikologi. Hingga kini setidaknya terdapat 200 klien yang menggunakan layanan ini.
“Jadi selain memberikan layanan konsultasi psikologi, kami juga berupaya melakukan psikoedukasi kepada masyarakat melalui artikel-artikel yang kita terbitkan,” terang alumnus Fakultas Psikologi UGM ini.
Regis mengungkapkan kedepan pihaknya akan mengembangkan layanan konsultasi psikologi online ini agar dapat diakses melalui smartphone. Dengan begitu diharapkan dapat dijangkau oleh masyarakat secara meluas.
“Semoga pada pertengahan tahun 2016 ini bisa segera bisa hadir dalam versi smartphone,” kata pria kelahiran Tangerang 24 tahun lalu ini. (Humas UGM/Ika)