Sukarno memiliki tesis kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai dengan cara revolusi, dan revolusi akan berhasil jika ditopang oleh nasionalisme. Maka, kemerdekaan tanpa nasionalisme tidaklah mungkin, demikian juga sebaliknya.
“Sukarno bukan hanya politikus hebat, bapak pendiri bangsa, pejuang yang gigih, dan mantan Presiden. Semasa hidupnya, Sukarno aktif dalam pergulatan pemikiran. Sukarno mewariskan pemikiran-pemikiran besar yang berguna bagi bangsa ini hingga sekarang,” ujar Kepala UPT Perpustakaan Bung Karno, Suyatno dalam ujian terbuka program doktor di Fakultas Filsafat UGM.
Bangsa Indonesia, menurut Suyatno, sedang mengalami persoalan yang sangat serius, yakni lemahnya karakter bangsa. Hal ini terlihat hampir di semua bidang kehidupan masyarakat. “Jikalau mau ditelusuri apakah penyebab yang memungkinkan hal itu dapat terjadi, salah satu yang paling dianggap dominan adalah ketidaksiapan bangsa ini dalam menghadapi dan menyikapi arus globalisasi. Sementara itu berdasarkan perspektif internal, pelemahan karakter bangsa terjadi karena nilai-nilai Pancasila telah banyak dilanggar oleh Bangsa Indonesia,” jelasnya.
Wacana tentang Pancasila menurun drastis sejak bergulirnya reformasi tahun 1998. Jika di era Orde Baru Pancasila diwacanakan secara berlebihan dengan bias-bias dan efek kontraproduktif, di era reformasi wacana Pancasila sangat jarang disebut sebagai dampak dari berlebihnya wacana era.
Pancasila merupakan puncak dari perkembangan pemikiran Sukarno yang selalu mencoba untuk mengawinkan semua ide yang ada dan tumbuh di dalam masyarakat menjadi suatu ide baru yang lebih tinggi tempatnya dan dapat diterima oleh semua elemen penting yang ada. Maka di tengah kemunduran ini, pemikiran Sukarno tentang nasionalisme Indonesia dapat disumbangkan bagi penguatan pendidikan karakter bangsa. Terutama, nilai-nilai Pancasila yang pada hakikatnya adalah karakter bangsa Indonesia perlu dipahami, dihayati, dan diamalkan lagi melalui proses pendidikan karakter bangsa.
“Untuk menumbuhkan rasa nasionalisme Indonesia yang pada ujungnya dalam rangka penguatan pendidikan karakter bangsa, maka nasionalisme khususnya ajaran Sukarno perlu diajarkan pada semua jenjang pendidikan,” pungkasnya. (Humas UGM/Gloria)