Untuk pertama kalinya sejak berdiri, UGM memberikan insentif bagi penelitinya. Sebelum ini, penyusunan proposal seorang peneliti sering berhenti di tengah jalan. Kini, sebuah proposal pasti ditindaklanjuti, karena prinsip biaya penelitian sekarang ditanggung bersama. Demikian diungkap Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UGM, Dr. Techn. Ir. Danang Parikesit, M.Sc (Eng) didampingi Dr. drh.R. Wisnu Nurcahyo. “Paradigmanya, kalau mau melakukan penelitian yang bagus, harus ada dananya. Hal ini ternyata mendapat respons yang baik di kalangan peneliti UGM, mengingat dalam menulis proposal pun, para peneliti mendapat insentif. Penelitian yang berbiaya di atas Rp. 100 juta, untuk penulisan proposalnya, UGM mengalokasikan dana Rp. 5 juta,” ungkap Pak Danang.
Kata pak Danang, selain insentif untuk penyusunan proposal penelitian, mulai 2005 ini, UGM juga menyediakan insentif untuk membiayai penelitian unggulan universitas. “Ke depan, penelitian unggulan universitas itu akan diarahkan untuk mendukung empat klaster yang ada di UGM. Dana pendamping yang disediakan untuk penelitian unggulan universitas adalah Rp. 800 juta,” tambah pak Danang.
Sementara itu, Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo menambahkan, saat ini total anggaran kegiatan penelitian yang dikelola LPPM mencapai Rp. 11 milyar. Dana tersebut berasal dari dana masyarakat, pemerintah, dan kontrak-kontrak kerjasama. “Itu adalah angka perkiraan, karena masih ada cukup banyak penelitian atau kerja sama yang dilakukan langsung oleh fakultas dan tidak tercatat di LPPM. Mungkin estimasi konservatifnya sekitar Rp. 40-50 milyar, atau bahkan lebih,” lanjutnya.
Jumlah dana untuk penelitian tersebut diharapkan akan bertambah pada tahun-tahun mendatang. Seperti diketahui, mulai 2006, selama tiga tahun, dana riset dari Ditjen Dikti akan dikelola langsung oleh UGM. “Jadi, kalau dulu masing-masing mengajukan sendiri-sendiri, mulai tahun depan, sak glundhung dibawa ke UGM. Jumlahnya sekitar Rp. 3,6 milyar setiap tahunnya. Ini artinya, kita punya banyak tambahan darah,” harap Pak Danang. (Humas UGM)