
Presiden ketiga RI, Prof. Dr. Ing. Bacharuddin Jusuf Habibie mengatakan tidak seorangpun dapat langsung menjadi konglomerat. Kesuksesan seseorang datang dari iktikad untuk berkarya dalam masyarakat.
Menghadiri pemberian gelar doktor honoris causa untuk Dato' Sri Prof. Tahir, MBA di Balai Senat UGM, Jum'at (22/1), Habibie menuturkan kunci sukses lahir karena kekuatan cinta ibu yang telah mendidik dan membimbing dengan sepenuh hati tanpa kenal lelah. Sementara warisan terbaik yang diberikan adalah nilai-nilai dan bukan modal.
Mendapat modal begitu banyak, namun kualitas nilai negatif maka bisa-bisa modal yang dimiliki akan lari. Sementara itu, seseorang yang mendapat nilai begitu hebat dari orang tua maupun sekolah melalui proses pembudayaan dan proses pendidikan dilengkapi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi maka seseorang yang semula tidak bermodal satu sen pun akan dikejar para pemilik modal.
"Datuk Tahir yang lahir dan dibesarkan oleh keluarga sederhana telah mewarisi proses pembudayaan berupa bibit-bibit nilai dan karakter seorang wirausahawan. Jiwa kewirausahawan tumbuh berkembang sebagai nilai yang diajarkan langsung dari orang tuanya maupun secara tidak langsung, dan Datuk Tahir pun tumbuh di lingkungan keluarga dengan semangat usaha yang tinggi," kata Habibie.
Habibie mengenal Dato' Tahir sebagai seorang pekerja keras. Seseorang yang cinta pada masyarakat dengan tidak membeda-bedakan satu sama lain. Ia menilai jika seseorang berusaha membantu siapapun tidak berdasarkan SARA maka dia akan unggul.
"Proses keunggulan itu merupakan sinergi positif dari tiga elemen yang menentukan, yaitu elemen budaya, elemen agama dan elemen pengertian dan mekanisme ilmu pengetahuan dan teknologi. Ketiga elemen ini harus bersinergi positif karena dengan bersinergi tiga elemen positif tersebut maka kemungkinan besar produktivitas dan efisiensi Anda akan berkembang," tutur Habibie. (Humas UGM/ Agung)