
Taman nasional bisa dijadikan sebagai destinasi wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan asing apabila melibatkan masyarakat sekitar. Lewat konsep ekowisata, masyarakat bisa diberdayakan untuk bersama-sama mengelola desa wisata secara mandiri. Hal itu dilakukan oleh Nurdin Razak. Dosen salah satu PTN di Surabaya ini mempraktikkan ilmunya dalam mengelola ekowisata di sekitar Taman Nasional (TN) Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Menggunakan biaya pribadi, ia melatih masyarakat di Desa Wonorejo, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Baluran untuk bisa mengelola ekowisata.
Nurdin mengaku selama 11 tahun terakhir aktif mempromosikan ekowisata TN Baluran agar bisa didatangi wisatawan asing. Salah satu paket yang ia tawarkan adalah petualangan wisata menyaksikan hewan liar di taman nasional pada malam hari. Selain itu, ia menawarkan paket menjadi penggembala kambing bersama penduduk sekitar. Wisatawan pun sengaja dijemput menggunakan gerobak sapi milik penduduk sekitar. “Saya ingin mengubah mindset masyarakat, pemilik kambing tetap pelihara kambing dengan jualan desa wisata. Jangan sampai mereka menjual sapi atau kambing hanya ingin usaha rental mobil atau ojek motor untuk jemput turis asing,” kata Nurdin dalam sebuah seminar di Pusat Studi Pariwisata UGM, Rabu (27/1).
Tidak hanya itu, kata Nurdin, ia juga melatih Sukadi, penduduk setempat untuk menjadi pemandu wisata. Nurdin juga bercerita, agar wisatawan asing mau datang ke taman nasional Baluran, ia tidak segan-segan menjemput para turis tersebut saat berada di Yogyakarta. Nurdin menuturkan para wisatawan asing yang ditemui umumnya sengaja datang ke Indonesia untuk menikmati wisata alam liar di taman nasional. “Biasanya mereka menikmati taman nasional Bukit Lawang. Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Jogja, Malang, dan Bali. Saya cegat di Jogja agar mereka mau ke Baluran,” ungkapnya.
Menurut Nurdin apa yang dilakukannya bisa dilakukan oleh orang lain untuk mempromosikan ekowisata. Nurdin berharap apa yang sudah dilakukannya ini bisa dilanjutkan oleh orang lain. “Saya tentunya akan semakin tua dan capek, tapi saya ingin semangat ini terus bertahan di masyarakat Wonorejo,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)