
Ribuan mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) telah dipulangkan ke daerah asalnya masing-masing. Pengamat Sosial UGM, Prof. Dr. Susetiawan,S.U., menyebutkan para anggota kelompok Gafatar perlu diberikan pembekalan dan pembinaan sebelum dikembalikan ke masyarakat. Hal tersebut dibutuhkan agar dapat kembali ke jalan yang benar.
“Tidak hanya ditanamkan tentang ideologi keIndonesiaan saja, tetapi juga dipersiapkan agar bisa kembali bergaul di masyarakat,” katanya, Jum’at (29/1) di Kampus UGM.
Selain memberikan pemahaman ke mantan anggota Gafatar, Susetiawan menilai masyarakat juga perlu diberikan pengertian agar tidak melakukan tindakan yang bersifat memojokan maupun menganggap sesat mereka. Pasalnya, tindakan itu justru akan semakin menjauhkan mantan anggota Gafatar dari kehidupan masyarakat.
“Masyarakat harus diberikan pemahaman agar tidak melakukan tindakan yang memarginalkan mereka,” tegas dosen Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan FISIPOL UGM ini.
Masyarakat diharapkan dapat menerima kembali para eks gafatar ini. Adanya penolakan dari masyarakat maupun keluarga, kata dia, justru akan membuka peluang bagi mereka untuk kembali ke kelompok-kelompok yang menyimpang.
“Keluarga dan masyarakat secara bersama-sama harus bisa menerima mereka kembali. Bagiamana membuat eks Gafatar dan masyarakat bisa hidup bersama kembali adalah hal utama yang perlu dilakukan,” urainya.
Susetiawan menambahkan pemerintah juga perlu membuat program pemberdayaan bagi eks pengikut Gafatar. Bukan dalam bentuk pemberian bantuan secara fisik saja, akan tetapi bantuan yang lebih berkelanjutan. Salah satu yang penting adalah memberikan jaminan bagi kelangsungan hidup mereka agar tidak terjerat kemiskinan.
“Pemerintah patut memikirkan penyediaan lapangan kerja bagi pengungsi eks Gafatar ini,” katanya.
Secara terpisah Psikolog Sosial UGM, Prof.Dr. Faturochman, mengatakan penerimaan oleh keluarga dan lingkungan merupakan cara yang cukup efektif untuk memulihkan kembali eks anggota Gafatar untuk kembali hidup bermasyarakat.
“Kalau sudah ada kesadaran untuk kembali, yang paling pokok adalah dukungan dari keluarga, tetangga, serta lingkungan untuk mereka,” tuturnya.
Menurutnya, pendekatan psikologis diperlukan untuk para eks Gafatar ini. Bimbingan secara psikologis perlu diberikan oleh psikolog agar mereka yakin untuk menjalani kehidupan lagi di masyarakat secara normal.
“Bisa dilakukan melalui pendekatan realistis dengan meyakinkan mereka bahwa tidak mudah untuk mewujudkan keinginan memperoleh kehidupan yang sempurna seperti yang dijanjikan kelompok Gafatar,” jelasnya. (Humas UGM/Ika)