
Dosen Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Yosef Wijoyo, S.Si., Apt., M.Si., berhasil menyadang gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian terbuka promosi doktor di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada, Senin (22/2). Di hadapan tim penguji, Yosef Wijoyo, menyampaikan hasil penelitiannya yang berjudul ‘Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif untuk Meningkatkan Kompetensi Farmakoterapi dan Keterampilan Komunikasi Informasi dan Edukasi Mahasiswa Profesi Apoteker’.
Yosef mengatakan masyarakat saat ini menuntut peran nyata apoteker dalam pelayanan kesehatan di apotek dan komunitas. Untuk dapat melakukan standar pelayanan tersebut apoteker diharapkan memiliki kompetensi farmakoterapi dan komunikasi. Kinerja apoteker diharapkan memiliki pengetahuan yang baik tentang obat, mampu memberikan penjelasan tentang tujuan pengobatan, cara penyimpanan obat, kemungkinan efek samping beserta penuntasannya. “Informasi pentingnya penggunaan obat secara teratur dengan aturan pakai dan kesiapan apoteker memberikan saran apabila diminta oleh konsumen harus dimiliki,” katanya.
Namun demikian, kinerja apoteker belum sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di apotek. Masih terdapat kesan bahwa apoteker belum profesional karena belum menguasai kompetensi farmakoterapi dan keterampilan komunikasi. “Penguatan kompetensi farmakoteraopi dan keterampilan komunikasi mahasiswa profesi apoteker sangat diperlukan,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kompetensi mahasiswa profesi apoteker diperlukan pengembangan pembelajaran berbasis paradigma pedagogi reflektif (PPR) yang dinilai mampu menumbuh kembangkan pribadi mahasiswa menjadi pribadi berkemanusiaan. Cara kerja PPR adalah membentuk pribadi mahasiswa dengan diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian mahasiswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut.
Penerapan strategi pembelajaran berbasis PPR mampu meningkatkan kompetensi farmakoterapi dan keterampilan bagi mahasiswa profesi apoteker. Hal itu, kata Yosef, berdasarkan penelitian yang dilakukannya di Fakultas Farmasi USD. Populasi penelitian ini adalah 68 mahasiswa yang tengah menempuh studi profesi apoteker dan seluruh dosen tetap di USD tersebut. Namun begitu, imbuhnya, pengetahuan dosen tentang strategi pembelajaran PPR mengalami peningkatan signifikan. Namun, dalam impelementasinya masih stagnan setelah dilakukan pelatihan. Menurutnya, sebagian dosen belum sepenuhnya siap dalam menerapkan pembelajaran berbasis PPR. (Humas UGM/Gusti Grehenson)