Ditahun ini (2005) salah satu hasil kerja keras UGM menghasilkan tiga mahasiswa pilihan terbaik untuk mengikuti Olimpiade Matematika di Bulgaria dan Teheran. Ketiga mahasiswa tersebut, adalah Nanang Susyanto, Dwi Ertiningsih, dan Nikenasih B. Nanang Susyanto, mahasiswa semester II FMIPA UGM akan mewakili Indonesia dalam 12th ICM (International Competition on Mathematics) for University Students tanggal 22-28 Juli 2005 di Blagoevgrad, Bulgaria. Sedangkan, Nikensih B dan Dwi Ertiningsih lolos mewakili Indonesia untuk mengikuti 10th ISOM ( International Scientific Olympiad on Mathematics) pada tanggal 14- 16 Juni 2005 di Teheran, Iran. Demikian diungkapkan Sekretaris Eksekutif Dr. R. Agus Sartono, MBA, dalam junpa pers diruang kerjanya hari Selasa (28/6/05).
Dalam kesempatan ini pak Agus bercerita bahwa mahasiswa berprestasi UGM banyak berasal dari daerah pedesaan. Seperti Nanang, merupakan alumni dari SMA N 1 Temanggung, pernah ditawari dan diterima di Nangyang Institute Technology Singapore, namun karena terkendala biaya, dia memilih kuliah di UGM melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Berprestasi dan saat ini baru semester II. “Di semester II saja sudah ikut Olimpiade di Bulgaria, lha nanti apalagi di semester 3, 4, 5, diharapkan mewakili terus. Ini merupakan prestasi yang membanggakan. Nanang merupakan putra pasangan petani dari Temanggung. Selain itu, Niken yang saat ini di semester VI Fakultas MIPA dikenal juga putra dari Bapak Winardi dan Ibu Watinah perangkat Desa di Wilayah Kasihan Bantul. Merupakan alumni dari SMA N 7 Yogyakarta. Kemudian Ertiningsih alumni SMA Negeri 11 Yogyakarta bertempat tinggal di Klaten, namun sebenarnya putra asli Jogja, saat ini duduk di Semester VIII”, ujar pak Agus.
Menurut pak Agus, proses kompetisi ini dimulai pada tanggal 14 Mei 2005 yang dilakukan serentak di 6 wilayah: Sulawesi, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera. Terdapat sebanyak 179 peserta dan dalam kompetisi tersebut UGM mengirimkan 24 mahasiswa terbaiknya. “Kemudian dari kompetisi awal tersebut dipilih dua puluh calon terbaik, UGM berhasil menempatkan enam mahasiswa terbaiknya. Keenam mahasiswa tersebut adalah: Nanang Susyanto, Dwi Ertiningsih, Nikenasih B, Millati Ma’sunah, Fina Sri Agustina dan Nur Baniati,” terang pak Agus.
Ditambahkan Pak Agus, ke-20 mahasiswa tersebut di tahap selanjutnya mengikuti pendalaman materi yang dilaksanakan di P3G IPA Bandung dari tanggal 27 Mei s/d 17 Juni 2005. Tahap akhir diseleksi kembali delapan peserta terbaik untuk mewakili Indonesia. Akhirnya kerja keras tersebut memberikan hasil yang menggembirakan. Dua mahasiswa UGM yaitu Nikensih B dan Dwi Ertiningsih berhasil lolos untuk mewakili Indonesia dalam 10th ISOM ( International Scientific Olympiad on Mathematics) yang akan berlangsung tanggal 14- 16 Juni 2005 di Teheran, Iran. “Sedangkan Nanang Susyanto akan mewakili Indonesia dalam 12th ICM (International Competition on Mathematics) for University Students yang akan berlangsung tanggal 22-28 Juli 2005 di Blagoevgrad, Bulgaria,” ungkap pak Agus.
Selanjutnya diungkap Pak Agus, prestasi yang mengharumkan nama UGM ini, tidak lepas dari kerja keras tim pendamping yang terdiri atas Dr. Widodo, MS; Drs. Yusuf, MA; Dr. Lina Aryati, MS; Dr. Supama, M.Si; Dr. Ch. Rini Indrati, M.Si; Dr. Ari Suparwanto, M.Si; dan Drs. Budi Surodjo, M.Si. “Beliau-beliau itulah yang secara intensif mendampingi ke-24 mahasiswa UGM dalam kompetisi dan akhirnya dapat menempatkan 3 mahasiswa terbaiknya dalam tim yang mewakili Indonesia,” tegas pak Agus.
Sementara itu, Dr. Widodo, MS mengungkapkan keprihatinannya karena banyak Perguruan Tinggi tidak besar perhatiannya terhadap pelajar berprestasi selama ini. Contoh ekstrim yang ditunjukkan Pak Widodo, ketika Hendrata Gunawan meraih medali perak bulan Juli tahun 2001 (sebelum peritiwa WTC). Siswa SMUK Jakarta ini, sekarang kuliah di MIT Jurusan Ilmu Komputer, atas biaya pemerintah Amerika sampai lulus Doktor. “Itu contoh konkrit, namun memang orangtuanya cukup mampu. Sisa-sisa lainnya saya kira cukup banyak. Atas nama Amorita dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, sekarang berada di Jepang. Amorita juga mantan peserta Olimpiade seperti Nanang ini. Harapannya saat ini, dengan adanya UGM katakanlah mau ngopeni anak-anak seperti ini, sungguh membanggakan. Harapannya 10 tahun yang akan datang setelah mereka sukses, banyak tokoh-tokoh ilmu dasar kita di luar negeri,” ujar pak Widodo. (Humas UGM)