• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Virus Epstein-Barr Tingkatkan Risiko Timbulnya Polip Hidung Penderita Rinosinusitis Kronis

Virus Epstein-Barr Tingkatkan Risiko Timbulnya Polip Hidung Penderita Rinosinusitis Kronis

  • 23 Februari 2016, 16:02 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 5550
Virus Epstein-Barr Tingkatkan Risiko Timbulnya Polip Hidung pada Penderita Rinosinusitis Kronis

Rinosinusitis kronis disertai polip hidung merupakan salah satu masalah kesehatan di bidang ilmu kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok (THT) yang prevalensinya terus meningkat. Pada tahun 2004-2007 tercatat antara 4,2-5,6% dari jumlah pasien di bagian THT RSUP, Dr. Sardjito terdiagnosis sebagai penderita rinosinusitis kronis, dan jumlahnya mengalami peningkatan setiap tahun. Meskipun prevalensi dan morbiditas rinosinusitis kronis disertai polip cukup tinggi, tetapi masih sedikit yang diketahui tentang mekanisme yang mendasari patogenesisnya.

“Salah satu jenis mikroorganisme yang kerap menginfeksi mukosa hidung dan sinus paranasal yang bersifat menetap adalah virus Epstein-Barr. Karena itu, besar kemungkinan bahwa virus tersebut menjadi salah satu penyebab timbul dan kambuhnya polip hidung pada penderita rinosinusitis kronis,” ujar dr. Luh Putu Lusy Indrawati M.Kes,Sp. THT-KL (K) saat mengikuti ujian terbuka program doktor, Selasa (23/2) di Fakultas Kedokteran UGM.

Dalam disertasinya Luh menganalisis peran virus Epstein-Barr terhadap timbulnya polip hidung pada penderita rinosinusitis kronis, termasuk menganalisis ekspresi dari berbagai protein pada polip hidung. Penelitian yang ia lakukan melibatkan 50 orang subjek, yaitu 25 orang penderita rinosinusitis kronis dengan polip hidung sebagai kelompok kasus, serta 25 orang penderita rinosinusitis kronis tanpa disertai polip hidung sebagai kelompok kontrol.

Secara garis besar, ada 3 faktor penting terjadinya polip, yaitu adanya peradangan kronik yang berulang pada mukosa hidung dan sinus, adanya gangguan keseimbangan vasomotor, serta adanya peningkatan tekanan cairan interstisial dan edema mukosa hidung.

Sementara itu, virus Epstein-Barr sendiri merupakan salah satu virus herpes yang dapat ditemukan dimana-mana, penyebarannya antarmanusia dengan perantara saliva. Diperkirakan sekitar 90% populasi manusia terinfeksi oleh virus tersebut dan infeksinya berawal dari orofaring yang menyebar ke seluruh tubuh. Salah satu produk virus Epstein-Barr adalah Epstein-Barr Nuclear Antigen-1 (EBNA-1) yang selalu diekspresikan di setiap tipe infeksi latennya.

“Dalam penelitian ini ekspresi EBNA-1 dapat dikatakan sebagai penanda adanya infeksi laten virus Epstein-Barr pada mukosa hidung khususnya pada penderita rinosinusitis kronis dan dapat dikatakan sebagai faktor risiko terjadinya polip hidung,” jelasnya.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan ekspresi protein EBNA-1 pada penderita rinosinusitis kronis yang disertai polip dan yang non-polip dengan nilai p = 0.004, OR = 6,00 (1,7-21,3). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adanya riwayat infeksi virus Epstein-Barr dapat meningkatkan risiko timbulnya polip hidung pada penderita rinosinusitis kronis sebesar 6 kali lebih kuat daripada yang tidak terinfeksi.

“Deteksi dini virus Epstein-Barr pada rinosinusitis kronis diharapkan dapat digunakan sebagai proses skrining rutin pada semua penderita rinosinusitis kronis. Selain itu, sekaligus untuk memprediksi timbulnya polip hidung, sebagai salah satu kemajuan terapi, dan menentukan prognosis kesembuhan pasien,” tambahnya. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Kembangkan Cara Deteksi Dini Kanker Nasofaring, Susanna Raih Award

    Monday,22 October 2012 - 10:22
  • GURAH MAMPU ATASI RINOSINUSITIS KRONIS

    Tuesday,06 December 2005 - 12:49
  • Karsinoma Nasofaring Masih Mengancam

    Tuesday,03 April 2012 - 19:03
  • Lawan Kanker Dengan Hidup Sehat

    Tuesday,09 February 2016 - 8:05
  • Pakar UGM: Covid-19 Jarang Menular Lewat Mata

    Thursday,17 December 2020 - 5:57

Rilis Berita

  • Terancam Punah, Yayasan KEHATI, OIC, dan The Body Shop Gelar Roadshow Peduli Orangutan di UGM 26 March 2023
    Awal bulan Novermber 2017 lalu, peneliti menemukan spesies baru orangutan di Sumatera U
    Satria
  • Penulis UGM Raih Gelar Penulis Terproduktif Kedua Versi The Conversation 25 March 2023
    Penulis The Conversation Universitas Gadjah Mada berhasil mendapatkan predikat penulis
    Satria
  • Mengenali Dampak Penggunaan Obat Pada Kulit 24 March 2023
    Meningkatnya penggunaan obat-obatan, baik karena pengobatan sendiri (self-medication), polifarmas
    Ika
  • Tim Magister Kenotariatan FH UGM Juara 2 PNF 2023 24 March 2023
    Tim Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada memperoleh juara 2 pada Padjadja
    Agung
  • Fenomena Cuaca Ekstrem di Indonesia Cenderung Meningkat 24 March 2023
    Dosen Laboratorium Hidrologi dan Klimatologi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM, Dr. Andung Bayu S
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual