• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • NEGARA, MASYARAKAT DAN DEFORESTASI

NEGARA, MASYARAKAT DAN DEFORESTASI

  • 01 Juli 2005, 12:24 WIB
  • Oleh: Humas UGM
  • 7320

Semakin meluasnya deforestasi/ kerusakan hutan alam di Indonesia sebagai akibat dari kebijakan pemerintah, intervensi masyarakat dan pelaku bisnis pemanfaatan sumberdaya hutan. Menurut pemerintah di kawasan Gunung Betung Propinsi Lampung telah terjadi deforestasi, karena lahan tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan usaha tani campuran tanaman kebun dan tanaman keras. Sehingga terjadi perbedaan pengetahuan tentang hutan dan deforestasi antara negara /pemerintah. Hal tersebut diungkapkan Ir. San Afri Awang, M.Sc saat menempuh Ujian Terbuka Promosi Doktor dalam bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Ilmu Sosiologi) di Ruang Pascasarjana pada hari Rabu, 29 Juni 2005.

Dalam desertasi berjudul “Negara, Masyarakat Dan Deforestasi: Konstruksi Sosial Atas Pengetahuan Dan Perlawanan Petani Terhadap Kebijakan Pemerintah” dosen Fakultas Kehutanan UGM mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mencari penjelasan sosiologis tentang pengetahuan masayarakat atas peran negara/pemerintah terhadap deforestasi dan proses-proses deforestasi yang terjadi di dalam kawasan hutan lindung di Lampung. “Selain itu juga bertujuan untuk memaknai pengetahuan negara dan masyarakat tentang deforestasi dan mencari penjelasan sosiologis tentang bagaimana bentuk dan cara perlawanan petani terhadap kebijakan pemerintah, karena hubungan negara dan masyarakat kurang harmonis terkait dengan deforestasi tersebut,” ungkap pria kelahiran 10 April 1957 ini.

Lebih lanjut Anggota Dewan Pertimbangan Sertifikasi Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI) menuturkan bahwa dari penelitian ini ditemukan adanya mengkeritik model dominasi pengetahuan tentang hutan dan deforestasi oleh negara/ pemerintah, dan sudah menjadi kewajiban bahwa negara harus belajar dari konstruksi sosial pengetahuan yang berasal dari masyarakat dalam rangka melakukan pengelolaan hutan yang terdeforestasi. Model pengelolaan hutan eco-friendly, yang bercirikan pada kebersamaan antara negara dan masyarakat terhadap pemanfaatan hutan lindung/ konservasi, dengan tetap mempertahankan fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial secara realistik, merupakan jalan terbaik yang harus ditempuh pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan hutan lindung dan konservsi di Propinsi Lampung. “Model ini sudah dilaksanakan oleh masyarakat dalam wujud pengelolaan ekosistem hutan-kebun. Model ini sekaligus merupakan upaya pembebasan dan perlawanan petani terhadap dominasi pengetahuan negara/ pemerintah terhadap strategi pemanfaatan sumberdaya hutan lindung/ konservasi,” ujar doktor ke-642 yang diluluskan UGM ini.

Doktor dengan predikat Cum-laude ini juga menambahkan bahwa model pengelolaan hutan eco-friendly ini sangat diperlukan masyarakat sekitar hutan, sebab model ini diyakini akan memberikan manfaat bagi penyelesaian konflik berkepanjangan dalam kawasan hutan lindung yang luasnya sekitar 320.000 ha di Lampung, yang didalamnya dihuni oleh paling sedikit 90.000 kepala keluarga atau sekitar 450.000 jiwa penduduk. (Humas UGM)

Berita Terkait

  • Teliti Deforestasi Hutan Sulawesi Tenggara Hantarkan Dosen Universitas Halu Oleo Raih Doktor

    Thursday,16 October 2014 - 15:31
  • Meminimalisasi Deforestasi, Sistem Perencanaan Sumber Daya Hutan Perlu Diubah

    Monday,30 January 2012 - 13:11
  • Pengukuhan Prof San Afri Awang: Laju Deforestasi 1,6 juta ha pertahun

    Tuesday,17 June 2008 - 13:52
  • Rezim Politik Kehutanan Internasional Belum Mampu Tekan Kerusakan Hutan

    Friday,23 March 2018 - 11:10
  • Untuk Produktivitas Hutan, Peran Silvikultur Penting dan Strategis

    Tuesday,11 August 2015 - 13:01

Rilis Berita

  • UGM Terlibat Aktif Dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Tengah 03 February 2023
    Stunting masih menjadi persoalan kesehatan di Indonesia. Data Asian Development Bank mencatat ang
    Ika
  • Pimpinan UGM Tandatangani Komitmen Bersama Implementasi Manajemen Risiko 03 February 2023
    Penandatanganan Komitmen Bersama dilakukan oleh Majelis Wali Amanat, Rektor, Sena
    Gloria
  • Forgamas Dekatkan UGM Kepada Siswa Kelas XII di Banyumas 03 February 2023
    Forum Mahasiswa Gadjah Mada Banyumas (Formagamas) merupakan perkumpulan mahasiswa UGM se-Kabupate
    Agung
  • Fakultas Geografi UGM Dampingi Penyusunan Rencana Strategis Kabupaten Sukamara Kalteng 02 February 2023
    Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) menye
    Humas UGM
  • Pakar UGM: Lansia dan Warga Miskin DIY Perlu Mendapat Pemberdayaan dan Pendampingan Sosial 02 February 2023
    Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, berencana memberikan ban
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual